Walikota Yogyakarta H. Haryadi Suyuti melakukan pemantauan
pelaksanaan Ujian Akhir Sekolah Berbasis Nasional (UASBN) tingkat SD di SD
Negeri Ungaran I Yogyakarta, Selasa (13/5). Wawali didampingi Kepala Dinas
Pendidikan Kota Yogyakarta Syamsuri dan Kepala Badan Informasi Daerah Kota
Yogyakarta Drs Sukirno,MM.
UASBN tingkat SD diikuti oleh 7281 peserta dari 191 SD se-Kota Yogyakarta
yang terdiri 112 SD Negeri dan 79 SD Swasta/MI.
Pelaksanaan UASBN ini merupakan yang pertama, tahun lalu masih
menggunakan sistem UAS. Standart nilai kelulusan dalam UASBN ini
ditentukan oleh masing-masing sekolah.
Kepala Sekolah SD Ungaran I, Tukiman, dalam upaya mempersiapkan anak-anak
didiknya mengadapi UASBN, mengatakan, ”Kita sikapi tidak berlebihan, kita
sikapi seperti ujian nasional biasa. Hanya kita mengefektifkan jam
sekolah. Bagi anak didik yang masih kurang diberi perbaikan-perbaikan,
sedang bagi anak didik yang sudah mampu diberikan pengayaan tambahan.”
ujarnya.
”Sebenarnya anak-anak sudah terbiasa menghadapi ujian-ujian, hanya saja
kalau dulu penulisan dalam Lembar Jawaban Komputer (LJK) dengan menebalkan
bulatan-bulatan, saat ini dengan cara menyilang,” terangnya.
Sementara itu Wawali mengatakan, ”Saya sampaikan kepada seluruh
masyarakat, bahwasanya pendidikan di Kota Yogyakarta adalah pendidikan
yang berkualitas. Pelaksanaan UASBN yang baru ditempuh pada tahun ini kita
sepakati bahwa kelulusan bukanlah satu-satunya ukuran tingkat
keberhasilan, tapi lebih utama bagaimana kelangsungan Kota Yogyakarta
untuk mensukseskan program wajib belajar 12 tahun.”
”Lulus SD harus bisa melanjutkan ke jenjang SMP, sehingga perlu ada
kompetensi tingkat nilai dan kompetensi dengan sekolah lain. Karena
masing-masing sekolah punya kriteria berbeda-beda dalam menerapkan standar
kelulusan, maka tingkat kelulusan juga diserahkan pada sekolah
masing-masing. Mempersiapkan anak didik tidak hanya sekedar lulus saja
tapi tentunya bisa berpartisipasi mengikuti satuan pendidikan berikutnya.”
lanjut Wawali
Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kota Yogyakarta, Drs Syamsuri
menambahkan, Soal-soal yang diujikan dalam UASBN tahun ini terdiri 25
persen soal dari Badan Standar Pendidikan Nasional sedangkan 75 persen
lainnya dari daerah. Bagi anak-anak yang tidak bisa lulus ujian diharapkan
jangan terus nglokro, dan sekolah harus tetap memonitor agar dapat
mengikuti ujian pada tahun berikutnya.. (ism)