SONIA YUKE MAHARDIKA, KECIL_KECIL PEDULI LINGKUNGAN

Sonia Yuke Mahardika. Dara manis yang penuh  senyum ini, sekarang masih  duduk di kelas 11 ( 2 ) SMA Negeri 7 Yogyakarta. Usianya masih sangat  muda, baru  16 tahun. Meskipun masih belia, Sonia , begitulah teman temannya biasa memanggil, sudah  memiliki rasa cinta yang besar  terhadap lingkungan.  Kepedulian dan kecintaan akan lingkungan ini membuat Sonia bersama  teman-temannya merasa terpanggil untuk menyelelamatkan lingkungan yang sekarang ini berada di ambang kehancuran.

 Ketika jogja.go.id bertandang ke SMA Negeri 7 Yogyakarta, belum lama ini  Sonia dan teman-temannya sedang sibuk menurunkan  tanaman dalam pot dari sebuah truck yang rencananya akan mereka tanam di sekitar lingkungan sekolah dan warga sekitarnya. Jumlah tanamannya cukup banyak sekitar  800 batang dengan berbagai jenis seperti,  cemara, sawo kecik, sewon, mahoni dan tanaman buah-buahan.

 Acara penanaman pohon ini berkenaan  dengan peringatan lustrum ke – 5 SMA Negeri 7 Yogyakarta dan peringatan Hari Bumi yang jatuh pada tanggal 22 April 2008. Untuk memperingatinya Sonia dan teman-temannya  mengadakan  acara festival pencinta lingkungan  seperti penanaman pohon. Sonia dan teman-temannya yang tergabung dalam organisasi WIBAKTA (Widya Bhakti Taruna) HIKING ORGANIZATION atau di sekolahnya dikenal dengan sebutan WHO ini  masih memiliki  lima kegiatan lagi. Kegiatan itu adalah    Fun Climing, Lomba daur ulang,  dan lomba gambar berthemakan  lingkungan hidup yang diperuntukkan bagi  anak-anak kecil.

Ketua Kelompok Pencinta Alam " WHO" ini menjelaskan tujuan mereka adalah  menanamkan rasa cinta akan lingkungan sejak dini kepada adik-adik mereka yang masih kecil. Selain itu,  WHO juga akan menggelar  sarasehan  lingkungan yang rencananya menampilkan nara sumber Nugi (musisi) yang juga  duta pencinta lingkungan.

 Ketika ditanya sebagai generasi muda apa yang dibuat untuk lingkungan.  Dara manis yang lahir pada tanggal 09 Agustus 1991 bercerita panjang. “Mungkin dari sekarang  dengan mengadakan festival pencinta lingkungan , kami menginginkan sejak dini ditanamkan rasa cinta terhadap lingkungan. Sebagai contoh sewaktu kita mengadakan lomba menggambar  tingkat TK sampai SD  kita ingin dari mulai dini, mulai kecil adik-adik  sudah tahu akan manfaat lingkungan bagi kesehatan.    Menghentikan industri-industri  rasanya agak sulit namun  kita harus cari cara untuk mengimbangi yakni dengan cara  menanam pohon sebanyak-banyaknya,”ujar putri pasangan  Hardi Triyono, Kaur Kelurahan  dan  Titin Waluyojati kepala sekolah sebuah Taman Kanak-Kanak.

 Berbicara tentang global warming cewek manis yang pernah mendaki beberapa gunung di pulau Jawa ini bertutur  global warming itu sebenarnya juga dibutuhkan bumi. Namun  kondisi sekarang ini pemanasan bumi ini sudah melebihi  ambang batas dan terasa sangat panas  dan sudah tidak nyaman lagi. “Pokoknya nggak enak banget. CO2 dan gas berbahaya lain dari pabrik industri dan kendaraan   bermotor dan ditambah pembakaran hutan  sangat memprihatinkan. Ini  menyebabkan polusi yang sangat parah. Juga pasokan oksigen kita akan  berkurang ,”ungkapnya.

 Namun Sonia dan teman-temannya tidak mau tinggal diam saja. Mereka  tetap optimis bumi ini suatu saat akan diselamatkan asalkan ada aksi nyata ke arah penyelamatan. Aksi nyata yang dilakukan WHO yakni  ikut  bergabung dengan anak-anak SMA Negeri 1 Yogyakarta  mengadakan reboasasi di Pantai Samas. Mereka  menanami lahan yang kosong dengan pohon Cemara udang yang  tujuannya agar tidak terjadi abrasi pantai dan mengurangi pemanasan global.

 Kakak Nadya Komonisi Saktya Mahardika dan  Lingga Sanjaya Putra Mahardika ini menyimpan sebuah cita-cita mulia. Sonia  menginginkan  Jogja lebih hijau  seperti Sonia masih kecil dulu. “Dulu itukan masih banyak pohon. Sekarang ini banyak pohon yang ditebangi.  Disamping rumahku dulu ada pohon sekarang sudah tak ada karena sudah ditebang untuk dibangun rumah,” kenang Sonia.  Sonia berkeinginan di jalan-jalan seperti  pinggir dan tengah jalan ditanami pohon yang lebih besar dan lebih rindang lagi agar tidak terlalu panas Jogja ini.

Ditanya pendapatnya tentang  Kota Yogyakarta, Si Hitam manis ini berpendapat.  “Sekarang ini lebih hijau. Dimana mana ada taman, namun masih ada yang tidak terawat akibat ulah orang yang tidak bertanggung jawab. Seperti para pedagang yang buang sisa makanan sembarangan di pot atau tanaman. Itukan merusak,”  ungkap dara manis yang bercita-cita menjadi Petualang yang dibayar.

Ayo teman-teman kita selamatkan bumi ini dengan menanam pohon di lingkungan kita masing-masing. Kalau bukan kita siapa lagi. Kalau bukan sekarang, kapan lagi.......Salam Hijau. Jogja Go Green and Clean.(@mix)