Klomtan Ngudi Mulyo Maju Lomba Lumbung Mataram 2021

Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pertanian dan Pangan menetapkan Kelompok Tani (Klomtan) Kota Ngudi Mulyo Pugeran, Suryodiningratan, Mantrijeron untuk mengikuti lomba Lumbung Mataraman Dana Keistimewaan 2021. Klomtan Ngudi Mulyo berhasil mengubah lahan tempat pembuangan sampah menjadi kebun yang ditanami sayur, buah, pembibitan sayur dan budidaya magot.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Suyana saat menerima rombongan tim penilai Lomba Lumbung Mataraman DIY, Kamis (17/6) menuturkan bahwa kelompok tani kota Ngudi Mulyo Pugeran telah mulai merintis kegiatan pertanian sejak tiga tahun lalu. Mereka mulai melakukan pemanfaatan lahan kosong (terlantar) dan lahan pekarangan untuk ditanami tanaman kebutuhan keluarga, seperti umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, bahan tanaman rempah dan obat serta bahan pangan hewani yang berasal dari unggas, ternak kecil maupun ikan. 

Hasil budidaya tersebut bisa untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan gizi keluarga, menghemat pengeluaran dan dapat memberikan tambahan pendapatan bagi keluarga
“Kami menilai kelompok tani kota Ngudi Mulyo Pugeran telah melaksanakan kegiatan yang dari tahun ke tahun meningkat aktifitasnya sehingga pantas mewakili kota dalam lomba lumbung Mataraman,” kata Suyana

Diharapkan ke depan kebun tersebut bisa dikembangkan menjadi salah satu destinasi wisata di Yogyakarta dengan penambahan fasilitas pendukungnya seperti warung yang menjual hasil budi daya pertanian baik yang berupa sayuran, buah, perikanan, peternakan maupoun produk turunannya berupa olahan pangan maupun tempat spot foto.

Dalam kesempatan tersebut Suprapto dari Tim Penilai menyampaikan bahwa kegiatan ini bukanlah bersifat lomba semata namun upaya evaluasi pelaksanaan kegiatan Lumbung Mataraman di tiap kelompok tani yang dipilih oleh Kota/Kabupaten di DIY agar bisa diukur perkembangannya dan diketahui masalah yang muncul di dalamnya guna dicarikan solusi bersama.

“Evaluasi ini merupakan sarana meningkatkan kapasitas dan kualitas kelompok tani dalam pelaksanaan Lumbung Mataraman,” tutur Suprapto.

Selanjutnya disampaikan bahwa Lumbung Mataraman merupakan upaya untuk menguatkan budaya pertanian guna ketahanan melalui pemanfaatan pekarangan atau tanah kosong untuk ditanam dengan tanaman yang biasa untuk makan sehari-hari. Dari pekarangan untuk raih ketahanan pangan keluarga sekaligus meningkatkan pendapatan keluarga.

Program pengembangan Lumbung Mataraman dengan prinsip kemandirian pangan, diversifikasi pangan berbasis sumber pangan lokal, pelestarian sumber daya genetik pangan, dan kebun bibit. Melalui pemberian motivasi dan pelatihan SDM KWT ataupun bimtek Lumbung Mataraman.  (Ant)