Walikota Yogyakarta Herry Zudianto membuka seminar pendidikan dalam rangka
Peringatan Satu Abad Kebangkitan Nasional dan peringatan Hari Pendidikan
Nasional di Balai Latihan Pendidikan Teknik (Senin, 19/5). Seminar yang
dikemas dalam tema “Peranan Pendidikan Kejuruan Dalam Akselerasi
Pertumbuhan Pembangunan Indonesia” ini sekaligus mengangkat Walikota
sebagai Keynote Speaker.
Walikota dalam kesempatan itu mengatakan, Saat ini masih banyak orangtua
berpikir bahwa sekolah hanya bertujuan untuk mengejar ijazah/gelar dan
status sosial tanpa melihat gelar itu aplikatif tidak. Seharusnya orang
yang mencantumkan gelar konsekuensinya mampu menunjukkan kadar
keilmuannya. Demikian juga saya sebagai Walikota punya tanda jabatan
berupa ‘Jengkol’. Bagi saya jabatan Walikota bukan ditunjukkan dengan
gelar atau ‘jengkol’ itu tapi dari apa yang saya perbuat, seberapa jauh
orang menghargai saya sebagai Walikota adalah dari karya nyata yang saya
lakukan. Banyak orang terjebak di dalam simbol-simbol dengan banyaknya
gelar yang disandang tetapi kalau tidak pernah berbuat nyata apa gunanya.
Begitu juga orang terjebak pengertian salah, seolah-olah sekolah di
kejuruan tidak bergengsi, lulusan SMK tidak membanggakan, outputnya lebih
rendah, dsb. Mencari ilmu itu untuk bekal hidup. Menurut saya sekolah
kejuruan harus betul-betul mengikuti apa yang diajarkan Ki Hajar
Dewantoro, niteni, nirokke, nambahi. Itu harus jadi moto sekolah kejuruan.
Lulusan SMK harapan saya mampu mengaplikasikan ajaran Ki Hajar Dewantoro
tersebut, paham apa yang dipelajari selama di SMK, mempunyai hasrat untuk
bisa membuat hal yang sama dan bisa berimajinasi. Siswa SMK harus bisa
berimajinasi karena teknologi berkembang butuh imajinasi. Selain itu
menurut Walikota, SMK juga harus membangun networking dengan dunia swasta
agar bisa berbagi teknologi dan menyerap teknologi baru dari perusahaan
swasta. Juga perlu mengadakan pameran-pameran agar SMK semakin dekat
dengan masyarakat luas.
Lebih lanjut dikatakan Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Drs
Syamsuri,MM, dengan semangat Kebangkitan Nasional kita mencoba untuk
merefleksikan diri kita, apa yang telah kita lakukan selama ini untuk
kemajuan generasi muda bangsa ini seperti yang diamanatkan dalam tujuan
pembangunan, bangsa ini yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Bagaimana tantangan kita ke depan untuk mencetak generasi muda yang
tangguh, yang berdaya saing, dan unggul dalam etos kerja, disiplin dan
menguasai iptek.
Tidak dapat dipungkiri, mau tidak mau, di tahun-tahun sekarang dan yang
akan dating persaingan dan kompetisi dalam globalisasi tidak dapat kita
elakkan, dan tidak dapat kita hindari. Oleh karena itu sebagai insan
pendidikan dan stake holder yang peduli pendidikan kita dituntut untuk
dapat menyiapkan tenaga kerja yang handal dan berdaya saing global. “Dalam
situasi yang seperti ini dimana pengangguran meningkat dan rakyat miskin
semakin banyak, maka pendidikan kejuruan harus berani tampil untuk
meyakinkan kepada masyarakat bahwa pilihan utama untuk mencetak tenaga
menengah yang siap pakai, siap bekerja tidak lain adalah pendidikan
kejuruan. Ini yang menjadi tantangan kita,” tandasnya
Narasumber pembicara dalam seminar pendidikan ini didatangkan dari
kalangan pendidikan dan pelaku usaha dan sunia industri, antara lain dari
Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Dirjen Pembinaan SMK, dan
dari perusahaan Intel, untuk mengupas tuntas tentang sejauhmana peranan
pendidikan kejuruan, strategi dan pemasaran lulusan SMK. Seminar yang
digelar selama 2 hari ini diharapkan dapat memberikan solusi pendidikan
yang lebih baik khususnya pendidikan kejuruan. Diikuti sekitar 100 orang
terdiri dari Kepala SMK Kota Yogyakarta dan Perwakilan Kepala SMK dari
Kabupaten se-Propinsi DIY, dan kalangan dunia usaha/dunia industri
institusi pasangan sekolah. (ism)