Berbagai kegiatan digelar dalam rangka peringatan HUT ke-61 Pemerintah
Kota Yogyakarta. Setelah peresmian hasil-hasil kegiatan TA 2007, donor
darah, porkar, upacara dengan berbusana kejawen dan diiringi dengan live
gamelan pada sabtu pagi, Sabtu malamnya (7/6)digelar tasyakuran di Rumah
Dinas Walikota dimeriahkan dengan wayang kulit lakon Ki Ageng Sela dalang
oleh Ir. Eko Suryo Maharsono Kepala Dinkimpraswil Kota Yogyakarta
menceritakan seputar perang antara Demak dengan Portugis. Pada kesempatan
tersebut Walikota Yogyakarta H. Herry Zudianto juga tampil mendalang saat
limbukan yaitu keluarnya tokoh limbuk dan cangik, diiringi tepuk tangan
meriah dari hadirin.
Sebelum pertunjukan wayang dilakukan penyerahan hadiah Pekan Olahraga
Karyawan (porkar) oleh Sekda Kota Yogyakarta Drs. Rapingun. Sebagai juara
I bulutangkis putra diraih oleh Dinas Ketertiban dan juara II oleh PDAM,
bulutangkis putri diraih oleh Dinas Lingkungan Hidup sebagai juara I dan
PDAM sebagai juara II. Untuk tennis meja putra juara I Bank Jogja dan
juara II Kecamatan Gondokusuman, tennis meja putri diraih PDAM sebagai
juara I dan RSUD Yogyakarta sebagai juara II. Cabang olahraga gerak jalan
putra sebagai juara I Kantor Perlindungan Masyarakat dan Penanggulangan
Kebakaran dan juara II Kecamatan Mergangsan, sedangkan untuk gerak jalan
putri keluar sebagai juara I Bagian Umum dan juara II KPPD. Cabang voli
putra keluar sebagai juara I PDAM sadangkan juara II Dinas Ketertiban,
untuk voli putri juara I diraih Dinas Ketertiban dan juara II oleh
Dinakertrans. Cabang catur diraih oleh Bapak Agus Windarto dari Dinas
Perhubungan dan Juara II oleh Bapak Tjundoko dari Dinas Ketertiban. Untuk
jalan cepat putra bapak Ari Sudaryanto Camat Gondokusuman meraih juara I
dan jalan cepat putrid diraih oleh Ibu Ir. Arina Yuliati Kepala BPS Kota
Yogyakarta.
Pada kesempatan tersebut Walikota Yogyakarta H. Herry Zudianto juga
menyerahkan bantuan rekonstruksi non perumahan pasca gempa bumi bantuan
sosial pembangunan Balai RK Tompeyan Tegalrejo sebesar Rp. 59.250.000,-
Pos Ronda RT 40 RW 11 Muja-Muju Rp. 5.626.000,- berupa hibah pada Yayasan
Kantil sebesar Rp. 213,75 juta, Balai Pengobatan PKU Muhammadiyah sebesar
Rp. 7,5 juta, Panti Anak Yatim Putra Muhammadiyah Rp 436.876.000,- Panti
Anak Yatim Putri Islam sebesar Rp. 72.813.000,- dan Panti Gembala Baik Rp.
72.813.000,-. Diberikan pula bantuan fasilitas peribadatan untuk Masjid
Lempuyangan sebesar Rp. 100 juta dan bantuan fasilitas pendidikan untuk
SMP Muhammadiyah 7 sebesar Rp. 73.105.000,-. Walikota juga menyerahkan
secara simbolis bantuan dana stimulant RW sebesar Rp. 2,5 juta yang
diwakili oleh RW 2 Kelurahan Gunungketur dan RW 11 Kelurahan Terban
Dalam sambutannya Walikota Yogyakarta Herry Zudianto mengajak karyawan
Pemkot Yogyakarta lebih banyak instropeksi diri apa saja yang perlu
dievaluasi untuk meningkatkan kualitas kerja. yaitu : pertama
meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, yaitu untuk memahami kepentingan
masyarakat, duduk bersama masyarakat memerlukan upaya-upaya pendekatan
dalam kerangka kearifan local dengan mengedepankan komunikasi atau dialog
terus menerus, mengambangkan partisipasi, dan kerjasama yang sinergis
dengan berbagai komponen masyarakat. Di tengah-tengah masyarakat nantinya
muncul walikota-walikota yang mampu menggerakkan semangat masyarakat.
Karyawan mau bekerja keras dan kegotongroyongan. Kedua meningkatkan
kesadaran akan nilai-nilai bahwa jabatan itu amanah, pangkat itu besarnya
tanggungjawab, dan karya nyata itu kewajiban. Ajur ajer di semua lini.
Ketiga meningkatkan kemampuan mengasah ilmu dan menambah wawasan. “Untuk
itu, jangan takut mengambil keputusan, terlebih dahulu dengan kerendahan
hati mendengarkan masukan-masukan dari berbagai pihak”, ujarnya.
Walikota juga berpesan kepada masyarakat dalam menghadapi pemilu 2009,
masyarakat diatas perbedaan-perbedaaan politik yang ada tetap bersatu
tidak saling menghakimi mencerca tetapi memegang teguh cita-cita bangsa.
“Saya kurang sependapat bila pemilu mendatang disebut pesta demokrasi
karena pemilu belum memberi kesejahteraan untuk rakyat, besok entah kapan
kalau sudah mampu membawa kesejahteraan rakyat kita boleh berbangga
menyebutnya sebagai pesta demokrasi kalau sekarang cukup kita sebut proses
demokrasi”. Demikian disampaikan