WORKSHOP PENYUSUNAN RENSTRA PENANGGULANGAN HIV AIDS KOTA YOGYAKARTA

Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Yogyakarta bekerjasama dengan Dinas
Kesehatan mengadakan Workshop untuk menyusun Rencana Strategis (Renstra)
Penanggulangan HIV dan AIDS. Workshop dilaksananakan di Wisam Maya
Kaliurang yang dibuka oleh Wakil Walikota Yogyakarta H Haryadi Suyuti,
Selasa (25/6).
Dalam Workshop yang akan berlangsung 2 hari hingga Kamis (26/6) besok
diikuti oleh seluruh instansi dan komponen yang terlibat dalam KPA Kota
Yogyakarta seperti Dinas Kesehatan, Dinkessos, BID, Depag, Dinaskertrans,
Dinparsenibud, Dinas Pendidikan, PMI dan BPKD.
Wakil Walikota Yogyakarta H Haryadi Suyuti dalam sambutannya mengatakan,
dalam menyusun sebuah rencana strategis untuk penanggulangan AIDS ini
hendaknya harus berdasarkan data yang valid berdasarkan kenyataan yang
ada, yakni data AIDS, data yang kena HIV dan data yang sudah meninggal
karena HIV/AIDS sehingga bisa dilakukan sejauh mana jangkauan layanan yang
akan dilakukan.
“Jadi layanan apa yang bisa kita berikan dalam penanggulangan AIDS bisa
dilakukan berdasarkan data yang ada, kliniknya bagaimana, penanganan
kasusnya seperti apa, langkah pencegahan bagaimana” Kata Haryadi Suyuti.
Ditambahkan oleh Wawali kalau bicara secara komunitas, satu hal penting
yang perlu dilakukan dalam pencegahan AIDS ini yakni bagaimana melakukan
sosialisasi, bagaimana mengkomunikasikan kepada masyarakat, media apa yang
paling efektif, bagaimana pula komunikasi dengan ODHA.
Dalam pencegahan HIV/AIDS pula perlu dipisahkan pencegahan secara medis
dan moral, karena akan sulit kalau pendekatan medis dalam pencegahaan AIDS
tersebut dilihat juga secara moral.
“Perlu pemahanan yang sama dari semua pihak yang terlibat dalam KPA ini,
harus secara benar dan terkontruksi bagaimana melakukan pencegahan itu, “
Kata Wawali.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan dr Choirul Anwar mengatakan, hinga
Maret 2008 secara nasional telah dilaporkan 17.998 kasus HIV AIDS, di Kota
Yogyakarta sendiri terdapat 140 kasus AIDS dan 445 kasus HIV dan angka ini
belumlah menggambarkan kasus keseluruhan yang ada dimasyarakat sehingga
kedepan masih dimungkinkan adanya peningkatan penemuan kasus.
Ditambahkan, berdasarkan hasil serosurvey pada 2004, Kota Yogyakarta juga
masuk dalam level epidemic terkonsentrasi, sebuah situasi dimana 5% atau
lebih dari populasi beresiko tinggi disinyalir telah terinfeksi HIV, Hal
ini cukup mengkawatirkan karena sebagian dari populasi beresiko tinggi
tersebut telah berkeluarga, sehingga kemungkinan terjadinya penularan
dalam keluarga sangat besar.
Dengan situasi seperti ini, sudah saatnya Kota Yogyakarta memiliki program
penanggulangan HIV AIDS yang terencana dengan baik dan terangkum dalam
Rencana Strategis Penanggulangan AIDS, Dengan adanya Renstra AIDS ini
diharapkan Kota Yogyakarta dapat menahan gelombang epidemi HIV AIDS.