Wawali Yogya Jabat Ketua Umum MES DIY

Wakil Walikota (Wawali) Yogyakarta Heroe Poerwadi resmi menjabat Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) periode 1442 -1445 H usai dilantik bersama para pengurus baru. Heroe dipilih sebagai ketua umum berdasarkan hasil musyawarah wilayah MES DIY pada 13 Maret 2021.

“Kami mempunyai tekad untuk membangun ekosistem MES di DIY. Berfokus pada peningkatan sumber daya manusia. Sebelum dilantik kami telah mengadakan rapat kerja agar kinerja kami bisa cepat memberikan manfaat bagi masyarakat, terlebih di masa pandemi,” kata Heroe, saat pelantikan Pengurus MES DIY di Balai Kota Yogyakarta, Kamis (19/8/2021).

Pelantikan pengurus MES DIY dilakukan secara luring yang dihadiri 15 pengurus harian dan sebagian Dewan Pembina/Pakar dengan protokol kesehatan. Pengurus MES DIY dilantik oleh Ketua III Pengurus Pusat MES Firdaus Djaelani secara daring. Pelantikan dihadiri oleh kalangan perbankan syariah, pendidikan, pengusaha, organisasi msyarakat keagamaan dan sosial, organisasi profesi serta pengurus MES seluruh Indonesia secara daring.

Adapun pengurus MES DIY terdiri dari Ketua Umum Heroe Poerwadi didampingi lima ketua yakni Edy Suprayitno, Ridwan, Dandan, Wulan dan Ahmad Akbar Susamto Sekretaris Umum Edi Sunarto didampingi dua sekretaris Kurnia dan Octo Noor Arafat dan Bendahara Umum Noor Lisnaini Pamella didampingi dua bendahara Dana Suswati dan  Tunggal Jaya serta 17 departemen.

Heroe menyatakan dalam musyawarah wilayah MES DIY program- program yang telah dirumuskan dan dihasilkan di antaranya sosialisasi, pelatihan, pendampingan, webinar dengan berbagai macam tema dan topik. Selain itu melakukan bentuk kerja sama, pembentukan MES daerah, dan program- program unggulan yang akan terus dilanjutkan yakni Jogja Halal Festival dan Arisan MES.

“Dalam program di wilayah DIY harus fokus agar jelas apa yang akan dilakukan. Terutama potensi- potensi yang ada di DIY. Ini didasari karena potensi ekonomi syariah di DIY cukup besar dan melihat peluang dalam pasar global ekonomi syariah,” paparnya.

PIhaknya menyebut berdasarkan laporan State of The Global Islamic of Economy saat ini Indonesia sudah masuk dalam pemain besar ekonomi Syariah dunia yaitu masuk peringkat empat. Meski demikian kontribusi Indonesia dalam pasar halal dunia baru mencapai 3,8 persen atau sekitar 2,1 triliun US Dollar. Indonesia, lanjutnya, masih menjadi konsumen pasar global ekonomi syariah yang mencapai 10 persen atau setara 214 miliar US Dollar.

“Tentu ini tantangan besar bagi kita semua. Bagaimana kita mampu untuk menjadi produsen produk halal dunia. Oleh karena itu kami terus mendorong potensi- potensi di DIY. Misalnya potensi fesyen baju muslim agar bisa menjadi bagian produk ekspor Indonesia,” tambah Heroe.

Dicontohkan industri makanan halal Indonesia pernah masuk peringkat empat dan pertumbuhan ekonomi di DIY selama pandemi salah satunya ditopang dari pertanian dan makanan. Oleh sebab itu diharapkan potensi itu dapat ditingkatkan menjadi ekspor produk halal. Termasuk sektor pariwisata di DIY perlu pengembangan sarana prasarana agar mampu merebut pariwisata halal dunia.

Sementara itu Wakil Gubernur DIY, Paku Alam X yang membacakan sambutan Gubernur DIY lewat video mengatakan, sektor pariwisata ramah muslim mengalami pertumbuhan negatif selama beberapa tahun. Hal itu menjadi tantangan pengurus baru MES DIY. Selain itu MES DIY diharapkan berperan aktif membantu masyarakat di masa pandemi dan bersinergi dengan semua pihak.(Tri)