PUNCAK PERINGATAN HARGANAS KE-15  DAN BBGRM KE-5 PROP DIY DIPUSATKAN DI

Puncak acara peringatan Hari Keluarga ke XV dan Bulan Bakti Gotong Royong
V Tingkat Proppinsi DIY Tahun 2008 dilaksanakan di Lapangan Karang
Kotagede Yogyakarta, Sabtu, 919/07). Acara ini ini dihadiri Gubernur
Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X beserta GKR.
Hemas, Deputi Badan Pelatihan dan Pengembangan BKKBN, Dra. Kasmiyati,,
Ketua Umum Harganas Ke-15 Propinsi DIY, GKR. Pembayun, Para Bupati dan
Walikota se-Propinsi DIY, Tim Penggerak PKK Propinsi, Kabupaten dan Kota
serta Tokoh dan perwakilan keluarga dari seluruh kabupaten dan kota,
serta Kader Masyarakat di Yogyakarta.
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X dalam sambutannya mengatakan jika
keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) dapat dipertahankan dan
berhasil mencapai Total Fertility Rate nasional sekitar 2,1 maka pada
tahun 2015-2025 Indonesia akan mengalami bonus demografi dengan angka
dependency ratio sekitar 0,4 sampai 0,5.
“ Artinya 100 penduduk usia kerja menaggung 40-50 anak usia di bawah 14
tahun dan lansia di atas 60 tahun, sehingga beban keluarga tidak terlalu
berat” ungkap Sri Sultan.
Sri Sultan menambahkan dengan angka TFR DIY hanaya sebesar 1,8, maka
dapat diharapkan DIY akan lebih memungkinkan terjadinya bonus demografi
itu. Artinya, lanjut Sultan, hal ini akan memberikan pertanda bahwa
masyarakat DIY akan lebih siap mengubah struktur umur dari bentuk
piramid mejadi bentuk kubah untuk berubah lagi menjadi bentuk granat.
Gubernur DIY itu, menambahkan DIY menghadapi penduduk yang berada pada
usia produktif tetapi mereka hanya setengah produktif atau bahkan non
produktif. “ Akibatnya satu orang yang produktif harus menanggung 3-4
orang non produktif ditambah 2-3 orang yang setengah produktif.
Menurut Sultan fakta mengatakan keluarga Indonesia belum dapat dikatakan
sebagai keluarga idaman. Karena menghadapi kendala yang diakibatkan oleh
fenomena sosial baru dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Seperti
masalah perilaku yang mengarah ke dekadensi moral, menjangkitnya sikap
permisif di kalangan remaja, narkoba, menjangkitnya HIV/AIDS.
Oleh karena itu, Sri Sultan mengajak semua pihak pada Harganas ini untuk
memetik hikmah akan betapa penting arti pembinaan yang memberikan ruang
dan waktu untuk menjaga dan mengembangkan jatidiri keluarga, sebagai
cerminan kesakinahan dan ketangguhan keluarga, yang pada gilirannya akan
menjadi citra bangsa dan Negara yang tangguh.
Sementara itu, Walikota Yogyakarta H. Herry Zudianto selaku tuan rumah
menyampaikan terima kasih atas kepercayaan panitia untuk menggelar puncak
Harganas ke-15 dan BBGRM ke-5 tahun 2008 di Kota Yogyakarta. Walikota
menjelaskan untuk persiapan pelaksanaan acara ini dikoordinasi oleh ketua
Tim Penggerak PKK Kota Yogyakarta yang juga didukung oleh segenap
instansi, dan warga masyarakat di kecamatan Kotagede.
Walikota mengatakan ada keyakinan bahwa hubungannya antara kualitas
keluarga dan kualitas suatu bangsa. Bangsa yang maju pasti bermula dari
keluarga yang berkualitas. Keluarga secara internal mampu mewujudkan
kelurga yang harmonis, keluarga yang sakinah , mawadah, warohmah.
Sedangkan secara eksternal suatu keluarga mampu menjadi bagian dari soko
guru bangsa dalam merajut kemajuan kesejahteraan dan ketahanan bangsa.
Maka, momentum Harganas dan BBGRM ini mempunyai makna penting dalam
rangka pelestarian nilai-nilai gotong royong dan fungsi keluarga dan
mengkhususkan keluarga yang berkualitas. Unutk mendukung hali ini, menurut
Walikota, harus mulai ditanamkan pemahaman pada diri anak kita bahwa
kelurga adalah media untuk meningkatkan kulitas hidup. Mengingat
pentinmgnya pendidikan bagi pembentukan keluarga yang berkualitas
pemerintah Kota Yogyakarta memberikan perhatian yang besar pada upaya
peningkatan kualitas pendidikan. Motivasi belajar yag ditumbuhkan sejak
usia dini akan membangun kesiapan anak untuki memasuki pendidikan yang
lebih lanjut dan menjadi langkah awal untuk mendukung suksesnya wajib
belajar 12 yang menjadi program pemkot Yogyakarta.
Dikatakan, untuk mewujudkan hal ini Pemkot telah memberikan dana
operasional kepada Pos PAUD se-kota Yogyakarta yang sampai saat ini
telah mencapai 622 buah atau hampir setiap RW sudah memliki Pos PAUD.
Juga termasuk didirikannya konsultasi keluarga yang disebut Mitra
Keluargadi berbagai wilayah. Pemkot juga memberikan beasiswa mulai dari
usia TK sampai SMA dari keluarga yang kurang mampu. ”Hal ini diharapkan
tidak ada satu anak pun di kota Yogyakarta yang tidak tamat pendidikan
karena alasan biaya,” imbuhya..
Walikota menambahkan bahwa untuk hidup sejahtera setiap keluarga harus
memiliki modal berupa motivasi semangat dan cita-cita. Namun dalam
kondisi serba keterbatasan, terkadang tidak ada harapan dan cita-cita. “
maka dengan adanya gerakan–gerakan yang diselenggarakan ini mudah-mudahan
timbul upaya untuk mengkonsolidasikan masyarakat miskin untuk kembali
memiliki semangat, daya juang dan cita-cita serta tidak menjadikan
keterbatasan menjadi penghalang untuk mengakses pendidikan dan kesehatan.
Acara ini diisi dengan pembagian hadiah bagi para pemenang lomba serta
peninjauan Gubernur DIY dan Undangan ke stand-satand pameran hasil karya
dan produk-produk makanan, minuman, dan kerajinan rumah tangga. Acara
Puncak Hargana dan BBGRM Juga dimeriahkan kesenian operet yang
menggambarkan kehidupan di keluarga. (@mix)