AYO BERSEPEDA NGGO SEKOLAH KARO  NYAMBUT GAWE

Yogyakarta di masa lalu terkenal dengan sebutan kota sepeda, namun tahun demi tahun berlalu jumlah masyarakat pemakai sepeda makin lama makin menurun.. Masyarakat lebih senang menggunakan kendaraan bermotor, disamping harga terjangkau juga dari segi waktu lebih cepat. Makin lama jalan-jalan di Jogja berjubel dengan kendaraan bermotor, dan masyarakat sebagai pengguna jalan mulai merasa tidak nyaman lagi dalam berkendaraan. Sumber bergerak yaitu kendaraan bermotor ditenggarai sebagai penyumbang polusi udara terbesar di Kota Yogyakarta. Walikota Yogyakarta H. Herry Zudianto mempunyai gagasan back to bike, kembali ke sepeda dengan membentuk paguyuban SEGO SEGAWE yang artinya “sepeda nggo sekolah karo nyambut gawe”. “Mengapa saya ingin membentuk paguyuban tersebut? Karena saya ingin gerakan budaya bersepeda itu kembali tumbuh di Yogya. Banyak alasannya, antara lain untuk menjaga kesehatan, untuk mengurangi polusi udara, penghematan energi sebagai bagian komitmen kita untuk mengurangi pemanasan global,” demikian disampaikan Walikota. Sebagai salah satu upaya mewujudkan Kota Yogyakarta yang bersih dan ramah lingkungan serta meningkatkan kesehatan, Pemkot Yogyakarta mengeluarkan kebijakan kepada seluruh karyawan untuk menggunakan sepeda sebagai alat transportasi melalui Surat Edaran Walikota Yogyakarta Nomor 656/30/SE/2008 tanggal 21 Mei 2008. Diharapkan jajaran Pemerintah Kota Yogyakarta dapat mempelopori dan meneladani masyarakat untuk menggunakan alat transportasi yang murah , sehat dan bebas polusi yakni penggunaan sepeda. Penggunaan sepeda sebagai alat transportasi ini dilaksanakan setiap hari Jumat mulai tanggal 23 Mei 2008. Bersepeda juga terus digalakkan di sekolah-sekolah. Bahkan sedang digagas santunan kecelakaaan bagi siswa yang ke sekolah bersepeda. Budaya bersepeda perlu terus ditumbuhkan. Bersepeda tidak identik dengan orang miskin atau orang kecil. Bersepeda juga tidak identik dengan bahwa orang tersebut tidak mampu beli sepeda motor. Bersepeda juga tidak identik dengan remaja kurang gaul. Salah satu contoh sepeda menjadi alat transportasi utama adalah di kota Osaka Jepang, yang dari segi perekonomian, industri maupun teknologi telah maju pesat, namun masyarakatnya dari anak remaja muda hingga tua menikmati penggunaan sepeda sebagai alat transportasi. Sungguh nyaman dan menyenangkan bila bersepeda juga menjadi budaya masyarakat Yogyakarta dalam bertransportasi. “Orang bersepeda di Yogya adalah orang dan pemuda yang berwawasan lingkungan, berhemat energi, bugar kesehatannya dan gaul!”, kata Walikota H. Herry Zudianto. Mari kita terus tumbuhkan dan galakkan SEGO SEGAWE. Kita wujudkan lagi kota sepeda di kota kita tercinta.