SAMBUTAN WALIKOTA YOGYAKARTA PADA MALAM TASYAKURAN

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

          Salam sejahtera bagi kita semua.

         

Salam Indonesia !

Segenap warga Kota Yogyakarta yang saya cintai,

Esok hari tanggal 17 Agustus 2008, Insya Allah kita kembali akan memperingati hari bersejarah yaitu Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Enam puluh tiga tahun sudah perjalanan bangsa ini mengisi kemerdekaannya. Dan menjelang peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan, adalah waktu yang tepat bagi segenap bangsa Indonesia untuk menundukkan hati dan pikiran mengucap syukur ke hadirat Allah SWT, seraya melakukan perenungan akan apa yang telah, sedang dan akan kita lakukan untuk mengisi kemerdekaan ini. Tentu saja yang kita harapkan bersama adalah semakin hari bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju, sejahtera, aman dan bermartabat sesuai cita-cita kemerdekaan yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945.

 

Namun harus kita sadari bersama, sampai dengan usia 63 tahun perjalanan bangsa ini, masih menyisakan banyak permasalahan yang terjadi di sekitar kita. Cita-cita kemerdekaan yang kita dambakan yaitu sebagai bangsa yang maju, sejahtera, aman dan bermartabat berdasarkan kebersamaan dalam kebhinekaan suku, budaya, agama, wilayah masih belum kita raih. Dari masalah kemiskinan, kebodohan, krisis energi, krisis pangan, berbagai bencana alam yang melanda, kerusakan lingkungan, isu pemanasan global, praktek korupsi, terorisme, kriminalitas sampai dengan ancaman disintegrasi masih menjadi permasalahan yang harus segera dicari pemecahannya.

 

Untuk itu sudah saatnya bagi kita untuk segera bangkit berbenah diri, mengejar segala ketertinggalan dan menguatkan kebersamaan. Hal pertama  yang perlu kita lakukan adalah memperkokoh rasa nasionalisme kita. Jika pada masa penjajahan, nasionalisme diekspresikan dengan kebencian kita pada penjajah dan ketidaksukaan sebagai bangsa terjajah, pada saat ini nasionalisme semestinya diwujudkan dalam bentuk olah rasa, olah karsa dan olah karya di semua bidang yang memberikan nilai positif bagi bangsa dengan berdasar kecintaan pada bangsa dan negara kita. Terlebih perayaan memperingati hari ulang tahun ke-63 Proklamasi Kemerdekaan RI saat ini, beriringan dengan Peringatan 100 Tahun Kebangkitan Nasional, yang dapat dimaknai sebagai titik pijak bagi bangsa ini untuk kembali membangkitkan jiwa nasionalisme sebagai pilar kebersamaan, serta tumbuhnya kebutuhan untuk bersatu sebagai modal awal pembangunan bangsa ini.

 

Demikian pula sebagai warga Kota Yogyakarta, kita pun memiliki tugas, peran dan tanggungjawab yang sama, khususnya dalam membangun dan memajukan kota tercinta ini sesuai dengan kapasitas masing-masing. Apapun profesi kita, semua adalah bagian tak terpisahkan dari kota ini, yang bila disatukan bagaikan sebuah  musik orkestra yang saling melengkapi satu dengan lainnya. Untuk itu masing-masing hendaknya memiliki kesadaran dan tanggung jawab untuk melakukan kewajiban sosial masing-masing dengan sebaik-baiknya.

 

Mari kita wujudkan kecintaan kita sebagai  Wong Yogja. Orang Jogja bukan saja orang yang leluhurnya berasal dari Jogja atau yang lahir di Jogja saja, tetapi orang Jogja adalah orang yang memiliki kepedulian dan rasa handarbeni terhadap kota ini serta bersedia berkarya nyata bagi masyarakat dan Kota Yogyakarta tercinta.

Mengapa hal ini perlu saya tekankan kembali, karena Kota Yogyakarta ibarat magnet yang menarik ribuan orang dari daerah lain di seluruh nusantara dan bahkan manca negara untuk datang baik sekedar menuntut ilmu, berwisata dan bahkan menetap dalam rangka mencari penghidupan yang baik. Kondisi ini telah membentuk konfigurasi masyarakat dan dinamika Kota Yogyakarta sebagai kota multikultural, kota yang penuh kebhinekaan. Yang perlu disadari sekarang adalah bagaimana kita memaknai keberagaman tersebut sebagai sebuah anugerah dari Allah SWT yang perlu kita pelihara. Keberagaman bukanlah sebuah ancaman, tetapi justru merupakan “keistimewaan” yang dapat dijadikan landasan pembentukan sebuah kultur kebersamaan yang indah, harmonis dan saling memperkaya.

Menjadi kewajiban bagi segenap warga kota untuk terus membangun kebersamaan. Jika kita berbicara hak individu harus diimbangi dengan kewajiban sosialnya, mengasah kemampuan menghargai dan mengakomodasi pikiran dan pendapat pihak lain yang berbeda untuk menghasilkan kompromi dalam rangka memperjuangkan cita-cita bersama. Kita tidak boleh lengah, jangan memberi kesempatan sekecil apapun bagi merebaknya potensi-potensi  kehidupan yang cenderung individualistik (hanya mementingkan diri sendiri dan kelompoknya), serta potensi-potensi disintegrasi dengan senantiasa mengembangkan kepedulian kepada sesama dan lingkungan dengan konsepsi  tepo sliro, guyub rukun, gotong royong.

 

Kota Yogyakarta sebagai penyandang predikat kota multikultur dan city of tolerance memberikan kontribusi terhadap pencapaian visi dan misi pembangunan serta prestasi yang diraih kota ini.

          Segenap warga Kota Yogyakarta yang saya banggakan,

Pada malam tasyakuran menyambut peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan RI yang berlimpah kebahagiaan ini, saya  mengajak segenap warga Kota Yogyakarta untuk menyamakan pemahaman akan makna mengisi kemerdekaan. Kita harus  menyerap nilai-nilai kejuangan yang telah diteladankan oleh para pahlawan bangsa, untuk selanjutnya kita jadikan perjuangan mengisi kemerdekaan saat ini dan mendatang.

Dari landasan nasionalisme yang diimplementasikan dalam kehidupan yang penuh kebersamaan dan toleransi ini, marilah setiap tanggal 17 Agustus atau momentum memperingati Proklamasi Kemerdekaan RI ini  bersama-sama kita membuat komitmen, apa yang akan kita lakukan untuk mengisi kemerdekaan ini setahun mendatang? Komitmen sebaiknya direncanakan bersama-sama, dan dilaksanakan bersama-sama pula, serta menjadi tanggung jawab bersama oleh seluruh komunitas baik komunitas RT, RW, Kelurahan, Kecamatan dan bahkan komunitas se-Kota Yogyakarta. Dan setahun mendatang pada saat memperingati HUT Kemerdekaan RI, maka komitmen bersama tersebut dijadikan bahan refleksi dari apa yang sudah kita rencanakan, dengan apa yang sudah kita laksanakan. Jika belum sepenuhnya bisa dilaksanakan maka secara jujur kita harus  introspeksi diri di mana titik-titik kelemahannya sebagai bahan evaluasi untuk menjadi target yang tidak boleh gagal di tahun berikutnya. Dan bila hal itu tercapai, hendaknya dibuat target baru atau program baru yang lebih tinggi nilainya sesuai dengan potensi dan kapasitas yang ada untuk kemajuan komunitas. Dengan demikian peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ini sekaligus kita jadikan sebagai hari pengukuran atau hari penilaian kemajuan dari Kota Yogyakarta, kemajuan dari satu kecamatan, kemajuan dari satu kelurahan, kemajuan dari masyarakat Yogyakarta, kemajuan dari masyarakat satu kecamatan, kemajuan dari masyarakat satu kelurahan, kemajuan dari masyarakat satu RW bahkan kemajuan dari masyarakat satu RT.

Saya sebagai kepala pelayan sekaligus pamong masyarakat Kota Yogyakarta juga terus bertekad untuk menjadikan Pemerintah Kota Yogyakarta sebagai pemerintahan yang bersih, bertanggung jawab, transparan, efektif, effisien, tanggap, melibatkan masyarakat, ada keberpihakan, dan memiliki perencanaan jauh ke depan.

 

Mari, momentum 17 Agustus tahun ini yang bertepatan dengan 100 tahun Kebangkitan Nasional kita isi dengan Deklarasi Komitmen untuk bersama-sama membangun cita-cita untuk kita realisasikan bersama selama 1 tahun ke depan. Dan di peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI tahun mendatang, kita evaluasi dan pertanggungjawabkan komitmen yang kita canangkan di peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI tahun ini.  

Akhirnya saya ucapkan Dirgahayu Republik Indonesia !

 

Jayalah kotaku, jayalah negeriku !

 

Salam Jogja, Salam Indonesia !

 

Merdeka !

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

 

                                                                          

  WALIKOTA YOGYAKARTA

 

 

                                                                                     

                                   H. HERRY ZUDIANTO