Hadapi Musim Hujan, BPBD Yogya Pastikan EWS Berfungsi

Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melakukan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana saat musim hujan. Salah satunya memastikan peralatan- peralatan pendukung untuk menangani bencana berfungsi. Terutama alat sistem peringatan dini bencana banjir atau early warning system (EWS).

“Terkait kesiapsiagaan kami siapkan peralatan- peralatan terkait seperti EWS. Kami sudah melakukan opname atau pengecekan. Semua EWS dalam kondisi baik,” kata   Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta Nur Hidayat, Senin (1/11/2021).

Alat peringatan dini bencana banjir EWS telah terpasang di 16 titik di tepi sungai- sungai beraliran besar di Kota Yogyakarta yakni Sungai Code 7 titik, Sungai Winongo 4 titik dan di Sungai Gajah Wong 5 titik. EWS akan memberikan peringatan dini di masyarakat sepanjang bantaran sungai apabila ada potensi luapan air sungai. Jika ada peringatan EWS warga dievakuasi ke tempat yang lebih aman.

“Di musim hujan ini di wilayah sekitar sungai harus waspada. Kami monitoring terus. Sistem EWS pakai baterai solar cell dan kondisi cuaca kadang- kadang mendung. Sebelumnya ada yang mati beberapa kami langsung perbaiki dan semua EWS sudah dalam kondisi baik,” paparnya.

Pemantauan kondisi sungai juga dibantu dengan beberapa kamera CCTV. Dia menyampaikan pemantauan kondisi sungai secara langsung dengan menerjunkan personel di hulu sungai kota di Posko Ngentak di wilayah Sleman. Mengingat di hulu sungai kondisi aktivitas Gunung Merapi yang mengeluarkan lahar, sehingga ada potensi ancaman lahar dingin mengalir ke sungai- sungai di Kota Yogyakarta jika terjadi hujan deras.

“Khawatirnya jika terjadi hujan deras, masih ada ancaman lahar dingin yang bisa terjadi sampai ke sungai di kota. Makanya kami pantau terus setiap waktu. Jika terjadi hujan lebat diinfokan ke posko induk dan kami sampaikan ke masyarakat sekitar bantaran sungai,” terang Nur.

Pihaknya juga berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait kondisi cuaca. Dia menyatakan BMKG memperkirakan adanya gangguan cuaca La Nina pada musim hujan tahun ini sampai Februari 2022. Salah satu dampak fenomena La Nina adalah curah hujan tinggi.

Selain EWS, BPBD Kota Yogyakarta juga memastikan peralatan pendukung penanganan bencana berfungsi seperti gergaji mesin, pompa air, armada roda 3, tali dan alat komunikasi radio handy talky. Termasuk meminta seluruh Kampung Tangguh Bencana (KTB) di Kota Yogyakarta melakukan pengecekan peralatan agar siap digunakan jika terjadi bencana.

“Kami siap siaga dari sisi peralatan, personel, pemantauan cuaca dan ketahanan masyarakat di wilayah untuk siaga. Masyarakat kami siapkan dengan kesiapsiagaan melalui KTB di wilayah. Seluruh KTB kami pantau tiap malam melalui laporan radio komunikasi terkait  kondisi di wilayah masing- masing,” jelasnya. 

BPBD Kota Yogyakarta juga bekerja sama dengan BPBD DIY melakukan sosialisasi kebencanaan di tiap kemantren. Dia menyampaikan sudah ada 10 kemantren di Kota Yogyakarta yang mendapat sosialisasi kebencanaan, sedangkan 4 kemantren akan mendapat sosialisasi kebencanaan November ini. (Tri)

Ket foto : Dokumentasi BPBD Kota Yogyakarta melakukan pemeriksaan salah satu EWS yang terpasang di permukiman bantaran sungai. .