PENTAS YANG KE -2 HUT KOTA KE 252, MASYARAKAT TAHUNAN TUMPAH RUAH

Padepokan Cokrowarsitan yang terletak di Rt 45 RW 11 Kelurahan Tahunan pada hari Kamis tanggal 16 Oktober 2008 mulai pukul 19.30 WIB menjadi konsentrasi berkumpulnya masyarakat Kelurahan Tahunan. Mulai dari anak-anak, remaja, orangtua dan kakek-kakek berjubel tumpah ruah memadati padepokan Cokrowarsitan. Terlihat dari wajah-wajah mereka sangat antusias mengikuti acara-demi acara yang disuguhkan. Ternyata malam itu masyarakat Tahunan menggelar pentas seni yang kedua kalinya dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun Kota Yogyakarta yang ke - 252.

Diawali lantunan musik gamelan yang dimainkan nan indah oleh Gabungan Ibu-Ibu PKK RW 01, RW 02, dan RW 03 Kelurahan Tahunan asuhan Ibu Tri Warsono, SE. ( Ibu RW 01) Kelurahan Tahunan, seakan kita betul-betul dibawa pada nuansa kesenian adi luhung. Selanjutnya Ketua Panitia Pentas Seni Kelurahan Tahunan, Mardjuni, menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada tokoh masyarakat Tahunan, masyarakat Tahunan dan semua komunitas seni di Kelurahan Tahunan dan khususnya kepada Bapak Tri Warsono, SE beserta keluarga besarnya yang telah dengan senang hati memberikan kesempatan kepada seluruh komunitas seni se- Kelurahan Tahunan untuk mementaskan potensi mereka masing-masing. Dalam sambutannya yang lain, Lurah Tahunan, Yulianto,mengajak seluruh komponen masyarakat Tahunan untuk bersatu padu dan bersinergi melestarikan budaya lokal yang adi luhung. "kalau kita sendiri yang memiliki budaya lokal nan adiluhung tidak peduli pada kelestariannya, siapa lagi yang akan melestarikannya untuk kita wariskan kepada generasi penerus kita" untuk itu dengan penuh segala pengharapan saya mohon kepada semua komunitas seni yang ada di Kelurahan Tahunan, marilah kita jaga dan kita lestarikan seni budaya kita di masa-masa yang akan datang, dari generasi ke generasi..."katanya. Sedangkan Drs. M. Sudibyo, Dinas Parsenibud Kota Yogyakarta mewakili Walikota Yogyakarta menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada LPMK Kelurahan Tahunan dan Perangkat Kelurahan Tahunan yang telah berhasil mensinergikan dan memadukan potensi seni yang ada di Kelurahan Tahunan, hingga pementasan dilaksanakan dalam II tahap, sangking banyaknya komunitas seni yang ingin memeriahkan.

Kesenian yang ditampilkan mayoritas kesenian klassik. Sungguh kita dibawa kedalam suasana adi luhung budaya kita, dari tampilan demi tampilan. Adapun jenis kesenian yang dipentaskan antara lain; Panembromo Ibu-Ibu PKK RW 01 s/d RW 03, Tari Bali, Tari Pendet, Tari sekar jagad, tari topeng, Tari Golek Ayun-Ayun. Acara semakin meriah lagi dengan hadirnya bintang tamu dari Jepang yang membawakan tarian classik dan Kelompok Karawitan dari Asia Pasifik yang dimediatori oleh Yoyok, salah satu penggiat seni di Kelurahan Tahunan. Seluruh hadirin dibuat tercengang, karena dengan segala kefasihannya dan kekompakannya kelompok seni Asia Pasifik dalam melantunkan gending-gending Jawa. Seakan kita malu, kenapa justru saudara kita dari manca yang lebih mahir memainkan gamelan daripada kita.

Acara pentas seni ditutup dengan "Kethoprak LPMK Tahunan" dengan pimpinan Suwarna, SIP. (Ketua Umum LPMK Tahunan). Membawakan ceritra "Hamemayu Hayuning Bawana". Adapun para pemain kethoprak antara lain Suyudi (Sekretaris II LPMK) bertindak sebagai Prabu Kumoro Jati,Sagiyo ( seksi lingkungan hidup LPMK) sebagai Adi Pati Setyo Projo, Suwarna, SIP (Ketua Umum LPMK) sebagai Tumenggung Setyo Nagoro, sidik sebagai Adipati Gendro Bawono, Ny. Sidik sebagai istri Adipati, Karsadi sebagai Tumenggung Bumi Rejo, slamet dan Marlan sebagai prajurit Bumi Rejo. Pada akhir cerita Prabu Kumoro (Suyudi)dan Tumenggung Setyo Negoro (Suwarna, SIP) mengajak seluruh masyarakat Tahunan untuk bersama-sama membangun kesadaran dalam rangka mensukseskan porgram Sego Segawe ( Sepeda nggo sekolah lan nyambut gawe) sampai menjadi kultur budaya kita, disamping itu menciptakan kampung hijau dengan gerakan "gemar menanam pohon". jangan sampai ada lahan kosong yang tidak ditanami. menciptakan budaya bersih, yang kesemuanya itu sebagai terjemahan kita sebagai "khalifah fil ard" yang mengemban tugas menyelematkan bumi dari pemanasan global "Hamemayu Hayuning Bawana". (by LPMK Tahunan)