Kelurahan Wirogunan Percontohan Layanan Lansia Terintegrasi Berbasis Komunitas

 

Dalam rangka menindak lanjuti permasalahan keterbatasan lansia di berbagai bidang mulai dari kesehatan hingga kemiskinan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional  (Bappenas) mengadakan kunjungan lapangan supervisi layanan Layanan Lansia Terintegrasi (LLT) berbasis komunitas di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kunjungan ini melibatkan Kelurahan Wirogunan sebagai salah satu percontohan LLT di Kota Yogyakarta di terima oleh Wakil Walikota Yogyakarta, Rabu (17/11) di Ruang Yudhistira Balaikota Yogyakarta. 


Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, hingga saat ini upaya pemerintah melalui kementrian atau lembaga terus menginisiasi berbagai program pelayanan lansia termasuk program Perawatan Jangka Panjang (PJP), namun dalam pelaksanaannya masih terpisah antar sektor.


“ Para lansia ini merupakan bagian penting yang harus diperhatikan bersama, banyak para lansia yang masih produktif dan memiliki banyak aktivitas. Mari bersama-sama wujudkan Kota Yogyakarta yang memfasilitasi program kegiatan dengan indikator kota ramah anak, kota lansia dan sebagai city for all,” ungkapannya.


Heroe menjelaskan, dalam mendukung berbagai sistem layanan maupun inovasi bagi lansia yang terintegrasi dan berkesinambungan maka nantinya Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia akan memperkuat Uji Coba Sistem Informasi Lanjut Usia (SILANI) melalui LLT berbasis komunitas. SILANI merupakan digital platform atau sistem yang digunakan oleh manajer operasional desa atau kelurahan maupun lansia dan keluarganya.


“ Seluruh kebijakan program kegiatan yang dilakukan OPD harus lebih diperhatikan lagi, mengingat para lansia menjadi penting. Upaya kita bersama dalam menjadikan lansia mandiri adalah upaya bagaimana kita membangun kota ini untuk para lansia agar nyaman dan menjadi kota yang ramah lansia,” jelasnya.


Sementara itu, Direktur Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat  Kementerian PPN/Bappenas, Maliki menyampaikan, berdasarkan hasil uji coba pendataan Sistem Informasi Lansia (SILANI) yang diinisiasi Bappenas di tiga provinsi yaitu DKI Jakarta, Bali dan DIY pada tahun 2019, sekitar 10 persen lansia mengalami berbagai domain keterbatasan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari dan membutuhkan layanan PJP dengan berbagai tingkatan layanan.


Selain itu, sekitar 80 persen lansia yang membutuhkan PJP tersebut menerima perawatan dari anggota keluarganya, sedangkan sisanya sekitar 10 persen tidak memiliki caregivers/pemberi rawat untuk lansia.


“ Ke depannya para lansia ini akan diberikan penghasilan tambahan. Lansia yang aktif di Kota Yogyakarta sendiri banyak sekali, beda dengan Sleman dan Bantul yang masih terbilang sedikit tingkat keaktifan atau produktifitas lansianya,” ujarnya.


Meskipun sebagian besar lansia Indonesia masih aktif bekerja, sebagian kecil lansia mengalami penurunan kapasitas intrinsik dan kapabilitas fungsional seperti keterbatasan kemampuan fisik, mental, maupun kognitif. Lansia yang memiliki keterbatasan tersebut tidak mampu melakukan kegiatan keseharian secara mandiri.


Dalam hal ini pihaknya sudah membentuk tim, nantinya tim yang akan bergerak dari Kelurahan Wirogunan ini memiliki program kegiatan untuk lansia agar keseharian para lansia tetap produktif. Ia berharap Kota Yogyakarta menjadi contoh kota-kota lain dalam menjalankan program kota ramah lansia dimulai dari Kelurahan Wirogunan," ungkapnya. (Hes)