Peran Pendamping Agar Anak Berkebutuhan Khusus Mandiri
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta menyelenggarakan Workshop Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusi (SPPI) bagi pendamping dan pendidik anak berkebutuhan khusus, Kamis (18/11) di Ruang Truntum, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta. Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi berharap dengan pertemuan tersebut para guru pendamping mampu menjadikan anak muridnya mandiri dan memenuhi harapan para orang tua.
" Ketelatenan menjadi kunci keberhasilan. Saya yakin kegiatan ini merupakan bagian yang penting agar menjadikan bapak ibu lebih yakin dan semangat dalam mengajarkan anak didiknya agar bisa terus berproses dalam pembelajarannya,'' ungkap Heroe.
Kegiatan ini diikuti oleh sebagian peserta yakni 60 guru pendamping. Namun keseluruhan guru pendamping SMP Negeri dan Swasta di lingkungan Kota Yogyakarta mencapai 92 guru pendamping.
Heroe berharap, walau di masa pandemi layanan pendidikan dilaksanakan secara optimal agar semua anak berkebutuhan khusus mendapatkan hak layak atas pendidikan.
" Lakukan dengan tulus, ikhlas serta kesungguhan. Hal ini menjadikan anak-anak lebih mandiri, menikmati kehidupan mereka agar bisa melanjutkan kehidupannya di masyarakat. Tentunya ini memerlukan bantuan dari bapak ibu pendamping," jelasnya.
Selain dukungan dari para pendamping, orang tua sendiri juga harus memperhatikan dan memberikan waktunya untuk anak-anak berkebutuhan khusus ini. Hal ini menjadi perhatian khusus terutama dalam mendidik anak agar menjadi lebih baik lagi.
" Orang tua anak-anak berkebutuhan khusus ini sangat berharap anak-anaknya bisa mandiri melalui ibu bapak agar semua anak menjadi mandiri dan lebih baik lagi. Amanah ini memberikan kita semangat untuk bersama-sama saling mendukung satu dan lainnya, membimbing anak-anak didik agar memenuhi harapan orang tua mereka," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta, Budi Santosa Asrori mengatakan, kegiatan ini memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi guru pendamping inklusi dalam rangka mendampingi dan mendidik anak sesuai kebutuhan khusus.
" Kegiatan ini merupakan penyegaran dalam memperkuat organisasi guru pendamping di Kota Yogyakarta dimana pelaksanaan inklusi di kota sendiri dianggap cukup bagus dibanding daerah lain. Hal ini menjadi kebanggan kita bersama sekaligus menjadi konsekuensi untuk kita terus tekun mendirikan inklusi berkebutuhan khusus," jelasnya.
Selain itu, kegiatan ini juga menjadi momentum pengetahuan tentang model pembelajaran dan pendekatan pendidikan inklusi dalam meningkatkan kemampuan guru di bidang manajemen dan pelaksana pendidikan inklusi. (Hes)