Pemkot Yogya Apresiasi Gelaran Seni Budaya di Destinasi Wisata

 

Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko hadiri pagelaran Wayang kulit virtual dengan lakon “Lahirnya Gatotkaca” pada Minggu (28/11) di Dodolan Kampung Danukusuman, Baciro, Gondokusuman, Yogyakarta. 

Dalam sambutannya Wahyu menyampaikan pentingnya promosi pariwisata agar wisatawan bisa kembali berkunjung ke Yogyakarta dan UMKM yang bergerak di bidang pariwisata bisa kembali bangkit.

“Kami sangat mengapresiasi upaya masyarakat dalam mempromosikan destinasi wisata, seperti halnya di kampung Danukusuman ini, dimana masyarakatnya berkreasi membuat usaha kuliner yang dikemas dalam dodolan kampung.” Kata Wahyu.

Sebagai destinasi wisata, kampung Danukusuman berupaya memperkenalkan potensi kuliner wilayahnya melalui pergelaran wayang kulit virtual. Langkah seperti ini hendaknya dilakukan juga oleh destnasi wisata yang lain agar keberadaan destinasi wisata tersebut dikenal oleh masyarakat luas jelas Wahyu lebih lanjut.

Wahyu juga menyampaikan seiring dengan kondisi pandemi Covid-19 dimana angka penularannya rendah dan cenderung nol namun kita semua harrus tetap waspada dan jangan lalai, lakukan protokol kesehatan dengan ketat agar kita bisa memutus rantai penularan Covid-19.

Sementara Anton Prabu Semendawai Wakil Ketua DPRD DIY juga mengingatkan agar masyarakat tetap disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan dan jangan lengah meski kondisi sudah stabil.

“Saat ini di beberapa negara di Eropa dan Afrika sedang terjadi peningkatan kasus Covid-19 terlebih dengan ditemukannya varian baru yang lebih kuat daya serangnya,” jelas Anton

Selanjutnya disampaikan Anton bahwa kebijakan membuka pariwisata merupakan upaya agar masyarakat yang selama ini menekuni bisnis di sektor pariwisata bisa bangkit.

“Seperti halnya pergelaran wayang kulit ini, merupakan upaya pemerintah dalam fasilitasi masyarakat dalam mempromosikan destinasi wisata melalui gelar seni budaya,” papar Anton.

Anton juga berharap agar destnasi wisata di kota Yogyakarta telah memenuhi standar CHSE (Clean, Health, Safety & Environment) yang dapat diartikan sebagai bersih sehat, aman dan nyaman atau berwawasan lingkungan.

Nisa dan Safa, dua siswi SMPN 15 Yogyakarta menuturkan rasa senangnya bisa menyaksikan pagelaran wayang kuli di depan rumahnya.

“Saya suka kerawitan dan bersyukur saat ini berkesempatan untuk melihat pertunjukan wayang kulit secara langsung, biasanya hanya melalui aplikasi di hand phone atau komputer,” imbuh Nisa

Pergelaran wayang kulit ini diawali dengan deklarasi gerakan masyarakat Yogyakarta yang menolak peredaran gelap minuman beralkohol yang dilakukan oleh elemen masyarakat. Pertunjukan dimulai dengan diserahkannya wayang kulit Gatotkaca oleh Anton Prabu Semendawai pada dalang Ki Eko Egoel Santosa. (ant)