Cegah Risiko Stunting Pada Balita Lewat Program DASHAT 

Kepala BKKBN Republik Indonesia Hasto Wardoyo secara virtual melaunching Program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (30/11) di Ruang Yudhistira Balaikota Yogyakarta. Acara ini sekaligus penandatanganan nota kesepahaman antara BKKBN dengan PT. Boga Perkasa Sejahtera (BPS) dan Aksi Cepat Tanggap (ACT). Wakil Walikota Heroe Poerwadi berharap pencegahan stunting dan peningkatan gizi ibu hamil harus tetap menjadi prioritas. Stunting tidak hanya menghambat pertumbuhan, namun juga perkembangan otak yang kurang maksimal.

" Oleh sebab itu ,upaya-upaya pencegahan stunting yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta antara lain dengan memberikan konseling gizi untuk calon pengantin, ibu hamil, dan ibu menyusui. Selain itu, diadakan pula kelas ibu di tiap puskesmas, sosialisasi dan praktek PMBA di wilayah, optimalisasi kegiatan Kelompok Pendukung Ibu, serta optimalisasi kader yang sudah dilatih Pelatihan Konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) di posyandu. Dan hari ini diadakan peluncuran program DASHAT di seluruh kampung KB se-DIY," ungkap Heroe Poerwadi.

DASHAT adalah salah satu bentuk intervensi stunting melalui pemberian makanan bergizi seimbang bagi ibu hamil dan keluarga risiko stunting dengan optimalisasi bahan pangan lokal yang dapat dipadukan dengan sumberdaya atau kontribusi dari mitra lainnya.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, kasus stunting atau kegagalan pertumbuhan pada anak di Kota Yogyakarta memang menunjukan trend penurunan. Pada tahun 2018, persentase anak yang mengalami stunting adalah 21 persen. Tahun 2019, jumlahnya menyentuh angka 11,3 persen dan tahun 2020 kembali berkurang menjadi 10.72 persen. Angka ini jauh lebih baik dari standar yang ditetapkan World Health Organisation (WHO) yaitu sebesar 20 persen.

" Adanya peningkatan upaya-upaya pencegahan stunting ini yang akan membantu kita dalam mengurangi angka stunting yang meliputi pemberian edukasi dan perbaikan gizi remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, bayi, dan balita dan baduta yang kemudian perlu dilaksanakan untuk meminimalisir potensi stunting," jelasnya.

Selain itu, melalui program DASHAT, sumber daya pangan dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan gizi ibu hamil dan balita. Dalam hal ini, Heroe juga mendorong peran serta masyarakat di tingkat kelurahan atau desa dengan mengajak kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor ( UPPKA ) untuk membentuk tempat usaha. Adanya usaha bersama ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat kedepannya.

" Terima kasih kepada rekan-rekan UPPKA, organisasi dan praktisi kesehatan, Puskesmas, penggerak PKK, penggerak Posyandu dan pihak-pihak yang telah berperan aktif mempersiapkan generasi bangsa yang sehat, unggul, cerdas dan bahagia," ungkap Heroe.

Sementara itu, Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo  dalam sambutan virtualnya mengatakan, 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) adalah waktu yang sangat menentukan perkembangan dan kesehatan anak sepanjang hidupnya serta kunci pencegahan dan penanganan kasus stunting.

'' Untuk Kota Yogyakarta yang memiliki dapur sehat sungguh luar biasa. Ini menjadi percontohan bagi kota lainnya untuk bergotong royong dalam membuat dapur sehat bagi balita. Gizi seimbang tidak mahal, tapi kuncinya ada pada protein hewani, cukup telur dan ikan saja untuk balita sangat bagus. Untuk saat ini Bali dan Riau adalah yang terbaik. Saya berharap semoga DIY bisa menyusul," jelasnya. (Hes)