Parikolektif Wahana Interaksi Pertanian Kota Yogya

 

 

Mantri Pamong Praja Kotagede Komaru Ma’arif membuka Peluncuran Platform Digital sebagai Hub Petani Kota pada Kamis (2/12) di Kopi Lumbung Mataram, Purbayan, Kotagede. Platform Digital sebagai Hub Petani Kota merupakan program kerjasama Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta dengan United Cities And Local Governments Asia Pasifik (UCLG ASPAC) serta United Nations Human Settlements Programme (UNHABITAT).

Komaru dalam sambutannya menyampaikan apresisi dan berterima kasih atas peran serta para pihak yang telah berkomitmen dalam pengembangan digital marketing produk pertanian.

“Dengan adanya penghubung digital maka kegiatan pertanian perkotaan bisa diketahui satu sama lain dalam bentuk saling bertukar informasi kegiatan yang dilakukan secara virtual,” kata Komaru

Peluncuran Platform Digital sebagai Hub Petani Kota di lokasi di Kopi Lumbung Mataram sangatlah tepat mengingat tempat ini merupakan salah satu bangunan heritage yang di dalamnya terdapat kebun sayur yang dikelola kelompok tani urai Komaru lebih lanjut.

“Di Kopi Lumbung Mataram hasil panen dari kebun kelompok diolah menjadi aneka makanan khas Kotagede,” imbuh Komaru

Sementara Muhammad Imam Nurwahid Kepala Bidang Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta menyampaikan Platform website dari Parikolektif merupakan ruang publik virtual bagi kelompok tani sekota Yogyakarta.

“Melalui ruang publik ini antar kelompok tani bisa saling upload foto dan video kegiatan, saling berdiskusi, saling bertukar informasi bahkan bisa saling jual beli hasil pertanian dari masing-masing kelompok,” tutur Imam

Selain itu Imam juga menandaskan bahwa ruang publik virtual ini bukanlah sekedar tempat pemasaran semata namun lebih dari itu, yakni sebagai ajang kreasi dan interaksi sosial serta publikasi kegiatan pertanian perkotaan. Publikasi ini akan membantu kelompok tani dan kegiatannya agar dikenal luas.

“Dinas Pertanian dan Pangan saat ini sedang menyusun buku tentang kisah kelompok tani perkotaan yang berisi catatan perjuangan petani perkotaan yang mampu merubah tempat sampah atau lahan tidur menjadi sebuah kebun sayur yang produktif,” imbuh Imam.

Selanjutnya Imam juga menuturkan bahwa melalui sentuhan ekonomi kreatif maka produk pertanian akan menghasilkan nilai produk yang unik, mampu bersaing dan unggul.

Naning seorang pengurus Kelompok Wanita Tani (KWT) Maharani, Purbayan menyampaikan bahwa di Kopi Lumbung Mataram sering diadakan pasar tiban berupa penjualan produk pertanian dan olahan hasil pertanian kelompok.

“Kami bersama beberapa KWT sering melakukan penjualan hasil panen dan olahan pertanian secara bersama dalam sebuah pasar tiban, hasil yang kami peroleh dari penjualan bisa untuk melestarikan kegiatan kelompok, seperti pengadaan bibit, pupuk dan perawatan tanaman,” jelas Naning.

Peluncuran Platform Digital Marketplace sebagai Hub Petani Kota diakhiri dengan panen bersama sayur dan ketela hasil budidaya kelompok tani. (ant)