Yogowes Monalisa Susur Kampung Wisata Purbayan

Kegiatan YoGowes Monalisa atau menikmati harmoni Yogya dengan lima jalur sepeda wisata dan Dodolan Kampung yang dikembangkan Pemerintah Kota Yogyakarta kembali menyusuri kampung- kampung. YoGowes Monalisa putaran kelima tahun 2021 pada Jumat (10/12/2021) menyusuri kampung- kampung Purbayan di Kemantren Kotagede yang menjadi bagian dari jalur romansa kota lawas.

YoGowes Monalisa yang mengambil titik keberangkatan dari Museum Sandi di kawasan Kotabaru itu diikuti puluhan pecinta sepeda dari berbagai komunitas di antaranya kampung, LPMK, RT/RW, Yosega, HPI, Padmanaba dan Jogjabike. Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi juga ikut menggowes dengan sepeda lipat bersama perwakilan Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta dan Bagian Kesejahteraan Rakyat Pemkot Yogyakarta.

Rombongan menyusuri jalanan kota dari Kotabaru menuju kawasan Kotagede. Melewat gang-gang jalan di kampung- kampung Kelurahan Purbayan. Protokol kesehatan juga tetap diterapkan terutama memakai masker. Di sela gowes tersebut Heroe Poerwadi dan rombongan Pemkot Yogyakarta meninjau proses rehabilitasi  rumah tidak layak huni di Kampung Basen RT 16 RW 4 dan Kampung Bumen RT 23 RW 6 Kelurahan Purbayan, Kotagede. Rehab menggunakan dana bantuan masyarakat, corporate social responsibility Bank BPD DIY dan Baznas Kota Yogyakarta.

Dalam peninjauan itu Heroe menikmati sajian kue khas Kotagede yaitu roti kembang waru. Roti yang berbentuk seperti bunga waru dengan 8 mahkota bunga itu berdasarkan berbagai literatur disebut konon sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram Islam. Kini roti Kembang Waru diproduksi oleh beberapa usaha mikro kecil menengah (UMKM) salah satunya di berada di Kampung Bumen.

“Kegiatan ini baru mengenalkan jalur- jalur sepeda wisata di Yogya. Tapi belum sampai masuk ke pitstop. Nantinya perlu dilanjutkan ke pitstop- pitstop karena niat membangun jalur gowes ini adalah membawa wisatawan masuk ke kampung- kampung sehingga membelanjakan di kampung- kampung,” tutur Heroe, ditemui di sela YoGowes Monalisa di Kampung Purbayan.

Menurutnya pitstop adalah tempat pemberhentian sementara dari jalur sepeda di satu titik wilayah yang memiliki potensi wisata dan ekonomi di masing- masing wilayah. Titik- titik pemberhentian dipetakan dan terus diperbaiki mana yang dinilai menarik. Dari hasil kegiatan Monalisa yang melibatkan berbagai komunitas dan agen wisata disebutnya direspon positif oleh peserta karena bisa menikmati kampung dengan bersepeda.

“Ini salah satu yang perlu kita semakin kuatkan jalur- jalur sepeda Monalisa adalah jalur wisata sehingga orang datang ke Yogya bisa bersepeda dengan lima jalur sepeda wisata. Nyepeda di Kota Yogya dan cari oleh- oleh wisata,” tambahnya.

Heroe menyatakan untuk mengembangkan kegiatan melibatkan berbagai komunitas, terutama untuk mengenalkan potensi yang ada. Berbagai potensi di kampung dipetakan menjadi klaster- klaster lalu diintegrasikan. Misalnya potensi musik keroncong di Purbayan, keberadaan kegiatan menanam Lumbung Mataram dan kuliner Kopi Lumbung Mataram.

Rombongan YoGowes Monalisa kemudian mengayuh sepeda menuju tempat akhir di Kopi Lumbung Mataram. Ketua Kelompok Sadar Wisata Kelurahan Purbayan Nugroho Nurcahyo mengatakan lokasi Kopi Lumbung Mataram dulu adalah lahan yang tidak terawat seperti hutan belantara. Kemudian dibuat menjadi lahan menanam warga dalam program Lumbung Mataram Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta. Lalu warga memiliki ide membuat Kopi Lumbung Mataram dan sebagian bahan baku diambil dari hasil panen Lumbung Mataram.

“Kampung Purbayan adalah kampung wisata, kampung pusaka dan kampung penjaga tradisi. Beberapa unggulan kampung wisata Purbayan di antaranya aktivitas kerajinan perak dan kuliner khas roti kembang waru. Kini berkembang menjadi rute jalur sepeda wisata, Harapannya bisa maju dan berkembang,” ucap Nurcahyo. (Tri)