Antisipasi Bencana, Kemantren Wirobrajan Gelar Apel Siaga

 

Kemantren Wirobrajan menggelar apel kesiapsiagaan bencana, digelarnya apel tersebut sebagai bentuk dari kewaspadaan terhadap bencana alam di wilayah Kota Yogya khsusnya di Kemantren Wirobrajan. 

Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi meminta kepada seluruh personel agar selalu siap dalam menghadapi bencana alam di Kota Yogya. 

Selain itu Heroe juga memastikan semua peralatan pendukung untuk penanganan bencana alam telah siap digunakan ketika bencana datang. 

"Kota Yogya termasuk salah satu wilayah yang tak lepas dari bencana, baik itu bencana alam maupun bencana non alam, oleh karena itu dalam hal kesiapsiagaan dan penanganan bencana tersebut membutuhkan kerjasama dari semua pihak agar meminimalisir korban baik benda maupun nyawa manusia," katanya di lapangan Mancasan, Minggu (12/12/2021).

Menurutnya gelaran ini juga sebagai momentum yang tepat bagi satuan pelaksana penanggulangan bencana untuk melakukan sinergi dan konsolidasi.

"Kita tahu bahwa bencana alam merupakan sesuatu yang sulit diprediksi. Namun kita bisa melakukan antisipasi untuk meminimalisir dampak-dampak yang akan timbul dari bencana," jelasnya. 

Wawali mengungkapkan tujuan dari pelaksanaan apel tersebut adalah untuk meningkatkan kesadaran seluruh elemen masyarakat terhadap musibah bencana yang juga menjadi ancaman baik bagi stabilitas pemerintah daerah maupun nasional.

Pihaknya berharap seluruh elemen masyarakat dapat bersinergi dalam melakukan mitigasi bencana. 

Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogya, pada tahun 2020, tercatat 102 kejadian bencana yang terdiri dari 3 kejadian banjir, 70 kejadian akibat cuaca ekstrim, 22 kejadian longsor, dan 7 kejadian lain seperti tower roboh dan lain sebagainya.

Untuk bencana non alam seperti pandemi Covid-19, pada tahun 2020, BPBD Kota Yogya melayani pemuliaan jenazah dengan protokol Covid-19 berjumlah 132 pemakaman. 

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogya, Nur Hidayat, mengatakan dalam hal kesiapsiagaan bencana dan ketahanan di Kota Yogya, pihaknya telah melakukan beberapa strategi seperti pemetaan kawasan resiko bencana.

“Melalui pemetaan kawasan resiko bencana, dapat diketahui wilayah-wilayah di Kota Yogyakarta yang memiliki resiko tinggi terhadap bencana,” katanya.

Selain itu juga pembentukan Kampung Tangguh Bencana (KTB) di Kota Yogya, dan yang terakhir adalah kesiapsiagaan sarana prasarana.

"BPBD Kota Yogya dilengkapi dengan beberapa sarana dan prasarana penunjang seperti 8 unit Kendaraan roda dua, 5 unit kendaraan roda empat angkutan barang, 5 unit kendaraan roda empat angkutan penumpang, dan 6 unit mobil jenazah,” tuturnya.

Tak sampai disitu, BPBD Kota Yogya juga memiliki EWS (early warning system) untuk peringatan Dini Banjir sebanyak 16 unit, yang tersebar di beberapa titik.

 “Alat ini tersebar di beberapa titik seperti di sungai code sebanyak 7 unit, sungai winongo terdapat 5 unit, dan sungai gajah wong 4 unit,” katanya. (Han)