Program Dashat BKKBN Terinspirasi Dapur Balita Kota Yogya

 

 

Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi melaunching Dapur Balita Sehat Ngluwihi Mbagehi Tompeyan pada Rabu (15/12) di Gedung Olahraga (GOR) Tompeyan, Tegalrejo. Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Ketua TP PKK Kota Yogyakarta Poerwati Soetji Rahajoe, Mantri Pamong Praja Tegalrejo, Ketua TP PKK kemantren Tegalrejo, Kepala Puskesmas, Kepala KUA Tegalrejo, Lurah Tegalrejo, Koramil, Polsek, Ketua LPMK, Kelompok Tani Tompeyan Berseri dan tokoh masyarakat Tompeyan.

Dalam sambutannya Heroe menyampaikan bahwa dapur balita mbagehi ngluwihi merupakan respon PKK akibat terhentinya kegiatan masyarakat dikarenakan pandemi Covid-19. Saat itu kegiatan yandu tidak bisa dilaksanakan namun kenyataannya banyak anak balita yang membutuhkan keberlangsungan yandu.

“Ibu-ibu di Bausasran yang mengawali gerakan membuat dapur balita yang memasak kebutuhan balita agar tercukupi asupan gizi di wilayahnya. Kegiatan spontan tersebut tanpa dukungan pendanaan dari pemerintah dan murni gotong royong warga yang menyumbangkan bahan makanan dan sayur yang akan dimasak,” kata Heroe.

“Kegiatan tersebut oleh TP PKK Kota dimobilisir ke kampung-kampung se-kota Yogyakarta hingga jadilah dapur balita mbagehi ngluwihi yang kita kenal ini,” jelas Heroe

Heroe juga menuturkan bahwa program tersebut diadopsi oleh BKKBN menjadi program DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting) yang dilaksanakan melalui Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) sebagai pusat gizi dan pelayanan anak stunting. BKKBN bersama para ahli gizi telah menyusun menu sehat dengan konsep produk lokal karena sekaligus memberdayakan dan mensejahterakan masyarakat sendiri.

“Permasalahan stunting tidak sekedar kurang terpenuhinya gizi namun bisa juga dikarenakan kurangnya pemahaman ibu terhadap kebutuhan gizi anak yang berdampak pada tumbuh kembang anak yang menjadi kurang sempurna,” papar Heroe.

Mantri Pamong Praja Tegalrejo Antariksa Agus Purnama menyampaikan apresiasi dan berterima kasih pada warga Tompeyan yang telah bergotong royong membangun Dapur Balita Ngluwihi Mbagehi.

“Saat ini di Kemantren Tegalrejo ada 49 kasus anak stunting dan yang berasal dari kelurahan Tegalrejo ada 24 anak,” urai Agus.

Di Tompeyan, Kelompok Tani Tompeyan Berseri memprakasai pemanfaatan hasil panen dari kebun sayur dan budidaya ikan lele untuk membantu kebutuhan gizi bagi ibu hamil, ibu menyusui dan anak balita agar terhindar dari stunting.

“Inilah gotong royong warga Tompeyan dalam upaya menurunkan angka stunting di Tegalrejo,” imbuh Agus.

Sementara Wakil Ketua TP PKK Kota Yogyakarta Poerwati Soetji Rahajoe menuturkan bahwa Dapur Balita Mbagehi Ngluwihi Tompeyang merupakan yang ke 126 di Kota Yogyakarta.

“TP PKK Kota Yogyakarta sangat mendukung dan mensinergikan kegitan dapur balita dan yandu telah disinergikan, sehingga dalam setiap kegiatan yandu juga terdapat meja konsultasi bagi ibu hamil, ibu menyusui maupun ibu yang memilki balita,” tutur Soetji.

Lebih lanjut Soetji menuturkan bahwa melalui meja konsultasi tersebut dilakukan edukasi tentang pentingnya pemenuhan gizi keluarga agar terhindar dari stunting. Dengan program yang sederhana namun mudah dipahami dan dilaksanakan maka gerakan Dapur Balita Mbagehi Ngluwihi akan membudaya di kota Yogyakarta sebagai bentuk kepedulian TP PKK terhadap permasalahan stunting.

Setelah melakukan Launching Dapur Balita Mbagehi Nguwihi Tompeyan, Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi menyerahkan bantuan sayur dari kelompok tani Tompeyan Berseri pada ibu hamil, ibu menyusui dan ibu yang memiliki balita yang dilakukan secara simbolis. Sedangkan Wakil Ketua TP PKK Kota Yogyakarta melakukan panen sayur dan ikan lele di kebun sayur Tompeyan Berseri. (ant)