Kota Yogya Miliki Tiga Rintisan Kampung Pramuka

Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Kota Yogyakarta menggelar Sosialisasi Rintisan Kampung Pramuka pada Senin (27/12) di Warsimah, Gunungketur, Pakualaman, Yogyakarta. Hadir dalam kegiatan itu Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Yogyakarta yang juga Wakil Walikota Heroe Poerwadi, Wakil Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DIY Bidang Pengabdian Masyarakat, Pelestariang Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana, Kabag Kesra Kota Yogyakarta dan jajaran pengurus Kearcab, Mantri Pamongpraja Pakualaman, Mergangsan, Gondomanan dan Lurah Gunungkeytur serta tokoh masyarakat,

Dalam sambutannya Heroe menyampaikan bahwa Rintisan Kampung Pramuka merupkan upaya membumikan gerakan Pramuka hingga ke kampung-kampung. “Kampung Pramuka bukan sekedar ada kegiatan pramuka di kampung namun bagaimana pramuka bisa berkontribusi terhadap tumbuh kembang suatu kampung agar menjadi kampung yang aktif, kreatif dan mampu memberdayakan masyarakat kampung tersebut,” kata Heroe

Selanjutnya disampaikan Heroe bahwa pemberdayaan tersebut akan berdampak secara ekonomi yang diharapkan mampu meningkatkan pendapata masyarakat dan kesejahteraannya.

“Disisi lain para Pramuka juga akan menularkan spirit Tri Satya dan Dasa Darma dalam kehidupan sehari-hari di kampung tersebut agar terbangun masyarakat Inbdonesia seutuhnya,” papar Heroe.

Heroe juga menjelaskan bahwa di Kota Yogyakarta rintisan kampung Pramuka ada di tiga kampung yakni Gunungketur, Ratmakan dan Keparakan. Dari ketiga kampung tersebut dibuat konsep kampung kembar (Sister Village) yang mana satu sama lain disinergikan, digandeng-gendongkan sehingga dari tiga kampung tersebut muncul suatu potensi baru yang mumpuni.

Krido Suprayitno Wakil Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka DIY Bidang Pengabdian Masyarakat, Pelestariang Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana dalam paparannya menuturkan Kampung Pramuka adalah sebutan untuk sebuah daerah / kawasan yang melakukan/menerapkan kegiatan / aktivitas Gerakan Pramuka sebagai wujud pengejawantahan dari Tri Satya Pramuka maupun Dasa Darma Pramuka.

“Kampung pramuka adalah lokasi pendidikan/pelatihan dengan menggunakan sarana prasarana pada skala lapangan/masyarakat/kehidupan sehari-hari sebagai penerapan krida-krida dalam saka kepramukaan,” tutur Krido.

Selanjutnya Krido menyampaikan rintisan kampung Pramuka dilakukan oleh Kwarcab berdasarkan indikator dari Kwarda, yang kemudian hasilnya diusulkan oleh Kwarda untuk ditetapkan oleh Gubernur selaku Ketua Majelis Pembimbing Daerah. Surat Keputusan rintisan kampung Pramuka terebut berlaku selama lima tahun dan dievaluasi setiap tahunnya.

Dalam kesempatam itu Kepala Bagian Kesra Setda Kota Yogyakarta Retnaningtyas menuturkan bahwa bila melihat potensi yang ada di kampung-kampung maka rintisan Kampung Pramuka bisa dilakukan di semua kampung di Kota Yogyakarta.

“Kota Yogyakarta tidak memiliki sumber daya alam namun memiliki sumber daya manusia dan aset tak benda yang luar biasa sehingga program rintisan Kampung Pramuka bisa diterapkan di semua kampung,” ungkap Enno, sapaan akrabnya.

Enno juga menjelaskan bahwa Sanggar Tata Krama di Ratmakan, Sanggar Omah Kreatif di Gunungketur dan di Keparakan memiliki sanggar seni budaya permainan tradisional yang ketiganya merupakan potensi yang akan digunakan sebagai basis rintisan Kampung Pramuka. Jika melihat potensi di kampung lain juga terdapat potensi semacam itu maka tidak berlebihan bila di kampung yang lain juga bisa dikembangkan rintisan Kampung Pramuka. (ant)