PEMENTASAN KETHOPRAK EKSEKUTIF LEGISLATIF

Komitmen Pemerintah Kota Yogyakarta terhadap pengembangan kesenian khususnya kesenian tradisional sampai saat ini telah banyak dirasakan oleh masyarakat baik di kalangan seniman maupun masyarakat umum. Beberapa program dan kebijakan yang diluncurkan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta diharapkan semakin menggairahkan kehidupan berkesenian di masyarakat. Hal ini tidak lepas dari posisi Kota Yogyakarta sebagai kota budaya. Salah satu bentuk komitmen yang diberikan adalah dengan memberikan fasilitasi terhadap seniman khususnya seniman kethoprak untuk mengembangkan dirinya. Kethoprak, diharapkan akan dapat menjadi ikon kesenian tradisional yang memiliki segmentasi luas. Kethoprak, yang merupakan penggabungan beberapa seni dan harus dipentaskan dalam waktu lama, kini dicoba untuk dikemas dalam bentuk “ringkes” sehingga bias dinikmati tanpa memerlukan waktu yang lama. Kethoprak inilah yang kemudian kita kenal dengan Kethoprak Ringkes.

Sejak beberapa tahun yang lalu, Pemerintah Kota Yogyakarta telah memberikan fasilitasi pementasan Kethoprak Ringkes ini yang dikoordinatori oleh Komunitas Conthong. Pementasan yang rutin setiap bulan ini ternyata cukup diminati oleh masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan selalu penuhnya penonton pada saat pementasan. Apalagi Komunitas Conthong berhasil menggaet seniman-seniman Kethoprak yang telah mempunyai nama di Kota Yogyakarta ini sehingga pementasan Kethoprak Ikon ini memiliki kelas tersendiri. Fasilitasi yang diberikan tidak lepas dari sebuah komitmen besar Pemerintah Kota Yogyakarta untuk melestarikan dan mengembangkan kesenian tradisional, bukan hanya sebagai sebuah tontonan namun diharapkan juga dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan yang sedang berkunjung di Kota Yogyakarta.

Sejak tahun 2007, pementasan Kethoprak Ringkes atau yang juga dikenal dengan Kethoprak Ikon, mencoba menampilkan kolaborasi antara “seniman sungguhan” dengan “seniman dadakan”. Kota Yogyakarta memiliki segudang pemain Kethoprak professional. Namun ternyata aparat pemerintah maupun kalangan pengusaha memiliki keinginan yang cukup besar untuk bias merasakan panggung Kethoprak dengan menjadi bagian dari pemain Kethoprak. Minat ini kemudian ditangkap oleh Komunitas Conthong yang selama ini menjadi koordinator pelaksanaan pementasan Kethoprak Ikon yang difasilitasi oleh Pemerintah Kota Yogyakarta. Maka munculah Kethoprak Eksel yang tak lain adalah Kethoprak yang menggabungkan seniman professional dengan pejabat pemerintah, muspida, maupun pengusaha.

Pada tahun 2008 ini pementasan Kethoprak Eksel atau Kethoprak Eksekutif Legislatif kembali digelar dengan mengambil lakon “Wahyu Keprabon”. Kethoprak ini akan menampilkan Walikota, Wakil Walikota, Ketua dan anggota DPRD Kota Yogyakarta, pengusaha, anggota Muspida, serta aparat Pemerintah Kota Yogyakarta, digelar di Taman Budaya Yogyakarta pada tanggal 23 Desember 2008. Pementasan Kethoprak Eksel ini merupakan bukti nyata Pemerintah Kota Yogyakarta dalam mengembangkan kesenian tradisional yang menjadi cirri khas Kota Yogyakarta. Penampilan para pejabat beradu dengan seniman professional ini diharapkan akan mengangkat citra Kethoprak sebagai seni yang layak ditonton oleh semua kalangan dan semua usia. Kethoprak pernah menjadi kesenian yang sangat membumi di masyarakat, namun saat ini seolah menjadi kesenian yang tidak diminati untuk ditonton. Dengan dipentaskannya Kethoprak dengan format ringkes dan didukung dengan penampilan khusus para pejabat Pemerintah Kota Yogyakarta serta pengusaha yang notabene kesehariannya sangat jauh dari nuansa kesenian, diharapkan akan mengangkat citra Kethoprak sebagai kesenian yang menjadi ikon Kota Yogyakarta sebagai kota budaya.