Bantaran Sungai Tekik Kampung Ngaglik Yogya Tampil Cantik
Bantaran Sungai Tekik di Kampung Ngaglik Kelurahan Giwangan Kemantren Umbulharjo Kota Yogyakarta tampil lebih tertata, bersih dan indah. Jalan di tepi sungai semakin mudah diakses dengan paving block dan pagar besi berderet serta lampu penerangan jalan. Itu semua adalah hasil penataan Program Kota Tanpa Kumuh- Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) tahun 2021 yang dilaksanakan masyarakat sekitar.
Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi menyatakan Program Kotaku selama ini sudah dikerjakan bersama-sama di Kota Yogyakarta dan terus menerus dilakukan. Selain menjadi program baku dari Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat untuk mengatasi kekumuhan berkaitan dengan sanitasi dan persoalan lingkungan, dalam APBD Kota Yogyakarta juga diprioritaskan untuk pembenahan rumah.
"Yang paling penting pembangunan Kotaku, di samping mengurangi kekumuhan harus ada ada beutifikasi (keindahan) dan aksesibilitas ekonomi dan sosial agar lingkungan semakin tertata. Lingkungan semakin sehat dan nyaman, akses sosial dan ekonomi juga meningkat,” kata Heroe saat meresmikan kegiatan hasil Program Kotaku di Kampung Ngaglik Giwangan, Minggu (16/1/2022).
Menurutnya akses ekonomi dan sosial menjadi titik tekan karena Peraturan Daerah terkait rencana tata ruang wilayah (RTRW) mengubah pola pembangunan di Kota Yogyakarta. Semula tempat wisata hanya di objek wisata, dalam perda RT/RW terbaru seluruh wilayah Kota Yogyakarta adalah destinasi wisata. Oleh sebab itu kampung- kampung dan sungai- sungai di Kota Yogyakarta dibenahi semua.
“Program Kotaku adalah bagian dari penataan kawasan kumuh tapi yang paling penting Kotaku ini adalah membuka akses, Makanya mendorong Program Kotaku harus ada beutifikasi yang bisa menarik orang. Semoga dengan diresmikan Kotaku di Giwangan bisa meningkatkan akses masyarakat untuk kepentingan sosial dan ekonomi,” terangnya.
Program Kotaku-DFAT 2021 yang dilaksanakan di Kelurahan Giwangan tahun 2021 berupa pembangunan jaringan perpipaan pembuangan air limbah sepanjang 811 meter dan drainase lingkungan sepanjang 674 meter. Termasuk jalan paving blok dengan pelengkapnya yaitu talut, pagar pembatas dan lampu penerangan jalan di ruas sepanjang 626 meter.
Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Kelurahan Giwangan Rowi Sutaryo menyebut Giwangan mendapatkan alokasi bantuan Rp 2 miliar untuk penataan kawasan kumuh di RT 7,8 dan 9 RW 03 Giwangan dan RT 35 RW 12 Ngaglik. Dalam penataan kawasan kumuh juga menggunakan dana swadaya masyarakat yang mencapai sekitar Rp 22 juta.
“Pelaksanaan pembangunan dilakukan oleh warga masyarakat sekitar. Jadi program ini diusulkan, dikerjakan dan dipelihara oleh masyarakat sendiri. Dengan program ini betul- betul dirasakan masyarakat,” tambah Rowi.
Sementara itu Perwakilan Balai Prasarana Permukiman Wilayah DIY Fery Yuliatna mengatakan Kota Yogyakarta mendapatkan alokasi kegiatan Program Kotaku-DFAT di 4 kelurahan yaitu Giwangan, Karangwaru, Baciro dan Prawirodirjan. Setiap kelurahan mendapatkan pagu anggaran sebanyak Rp 2 miliar. Program Kotaku di empat kelurahan itu mendapat dukungan pembiayaan dari hibah DFAT Australia.
“Alokasi penganggaran untuk pembiayaan pembangunan fisik dan peningkatan infrastruktur permukiman. Hibah ini bagian dari pemulihan kondisi ekonomi sosial akibat Covid-19 melalui pola padat karya. Hasil pembangunan harus dipelihara dengan baik,” ucap Fery. (Tri)