WALIKOTA LAUNCHING WEBSITE DEWAN KEBUDAYAAN
Walikota Yogyakarta H. Herry Zudianto melaunching website milik Dewan Kebudayaan Kota Yogyakarta di Gedung Multi Purpose Universitas Islam Negeri Yogyakarta, Kamis (15/01). Website Dewan Kebudayaan ini yang dapat diakses melalui www.dkk.or.id.
Pada acara yang bersamaan juga dilakukan pembukaan Festival Sastra Yogyakarta serta pemberian Adab Award kepada Abidah el-Khalieqy penulis novel ‘Perempuan Berkalung Sorban’. Dihadiri oleh Rektor UIN Prof Dr Amien Abdullah, Ketua DPRD Kota Yogyakarta Arif Noor Hartanto, Ketua Dewan Kebudayaan Kota Yogyakarta Achmad Charris Zubair, seniman, budayawan dan sastrawan Kota Yogyakarta.
Pada kesempatan itu Walikota mengatakan, Kota Yogyakarta memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi perkembangan sastra. Sastra dan budaya tradisi pada satu sisi harus mampu mengkompromikan kemajuan jaman tetapi jangan sampai substansi dari hakekat suatu karya budaya jadi hilang. “Ke depan saya ingin membangun semacam pusat seni tradisi tetapi berbasis teknologi yang modern,” ujarnya.
Ditambahkan oleh Herry, Jogja sebagai kota budaya harus tetap kita pertahankan, tetapi harus diingat pula bahwa predikat bukan sesuatu yang abadi tergantung bagaimana kita bisa terus merekayasa. Pemkot Jogja selalu berupaya menjaga dengan berbagai program budaya. “Jogja lokomotif ekonominya pariwisata yang berbasis budaya artinya aura nilai-nilai kearifan local harus tampak di berbagai sendi-sendi kehidupan Jogja,” terangnya. (isma/humas)
Pada acara yang bersamaan juga dilakukan pembukaan Festival Sastra Yogyakarta serta pemberian Adab Award kepada Abidah el-Khalieqy penulis novel ‘Perempuan Berkalung Sorban’. Dihadiri oleh Rektor UIN Prof Dr Amien Abdullah, Ketua DPRD Kota Yogyakarta Arif Noor Hartanto, Ketua Dewan Kebudayaan Kota Yogyakarta Achmad Charris Zubair, seniman, budayawan dan sastrawan Kota Yogyakarta.
Pada kesempatan itu Walikota mengatakan, Kota Yogyakarta memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi perkembangan sastra. Sastra dan budaya tradisi pada satu sisi harus mampu mengkompromikan kemajuan jaman tetapi jangan sampai substansi dari hakekat suatu karya budaya jadi hilang. “Ke depan saya ingin membangun semacam pusat seni tradisi tetapi berbasis teknologi yang modern,” ujarnya.
Ditambahkan oleh Herry, Jogja sebagai kota budaya harus tetap kita pertahankan, tetapi harus diingat pula bahwa predikat bukan sesuatu yang abadi tergantung bagaimana kita bisa terus merekayasa. Pemkot Jogja selalu berupaya menjaga dengan berbagai program budaya. “Jogja lokomotif ekonominya pariwisata yang berbasis budaya artinya aura nilai-nilai kearifan local harus tampak di berbagai sendi-sendi kehidupan Jogja,” terangnya. (isma/humas)
