IPM Kota Yogyakarta Mencapai Level Tinggi 87,18


 
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2021 di Kota Yogyakarta mencapai level tinggi di Indonesia yakni 87,18. Sebelumnya di tahun 2020 capaian IPM sebesar 86,61. Kenaikan ini tidak terlepas dari kolaborasi antar OPD sehingga mendapatkan capaian indikator lebih tinggi. Namun Pemkot Yogyakarta masih memiliki tantangan di tahun 2022 yakni pemulihan ekonomi akibat Covid-19.

Berdasarkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta level IPM Kota Yogyakarta tahun 2021 naik sebesar 0,57 poin dibandingkan dengan IPM Tahun 2020.

“ Indikator program capaian lebih tinggi tidak terlepas dari saling berkolaborasi antara OPD. Banyak hal yang harus dilakukan terutama berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk tahun 2022 agar berjalan dengan baik,” ungkap Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi, Rabu (2/2) di Ruang Bima Balaikota Yogyakarta.

Heroe berharap tingginya IPM di Kota Yogyakarta tidak membuat terlena, justru menjadikan kinerja lebih ditingkatkan lagi agar semua OPD berjalan lebih optimal. “ IPM yang terdiri dari pendidikan, kesehatan, dan ekonomi masyarakat merupakan puncak dari semua program yang telah dikerjakan. Maka perlu adanya evaluasi setiap tahunnya. Terutama dalam tingkat kemiskinan dan ketimpangan pendapatan,” jelasnya.

Selain itu, Heroe menambahkan, berdasar Data SUSENAS periode Maret 2021, angka kemiskinan Kota Yogyakarta mencapai 7,69 persen. Nilai ini naik 0,42 persen dibandingkan tahun 2020. “ Pemulihan ekonomi masih berlanjut pada 2022. Kesuksesan capaian vaksin menjadi salah satu kunci utama pemulihan ekonomi. Pariwisata berbasis budaya masih akan menjadi key sektor pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022,” ujarnya.

Kesiapan seluruh stakeholder dalam menyambut wisatawan akan terus ditingkatkan. Pengembangan Pariwisata berbasis budaya di wilayah akan menjadi kunci pengurangan ketimpangan pendapatan.

Menurutnya, tantangan yang harus diwaspadai dari sisi lapangan usaha, antara lain pandemi Covid-19 yang masih belum usai. Ketidakpastian kondisi ekonomi global dan kebijakan terkait PPKM sebagai upaya pencegahan perluasan kasus Covid-19 yang diimplementasikan secara nasional.

“ Masih banyak PR kita bersama dalam meningkatkan pembangunan di Kota Yogyakarta. Maka perlu adanya perhatian lebih terhadap pencegahan Covid-19 dengan memperketat prokes dalam kegiatan yang dilakukan,” katanya. (Hes)