Membangun Pariwisata yang Memberikan Jaminan Kesehatan

 

 

 

Dengan diterapkannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 di DIY yang diakibatkan oleh merebaknya kembali kasus Covid-19 maka perlu diantisipasi bersama. Hal ini agar aktivitas pariwisata tetap terjaga keberlangsungannya tanpa menyebabkan kenaikan kasus Covid-19.

“Untuk mewujudkan itu maka kita harus bersinergi membangun pariwisata yang memberikan jaminan kepada wisatawan terhadap pelaksanaan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan,” jelas Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti saat menjadi keynote speaker dalam Seminar Travel Pattern yang diselenggarakan oleh Java Promo pada Selasa (8/2) di Hotel Jambu Luwuk Yogyakarta.

Seminar menghadirkan narasumber Sekda Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya, GKR Bendara, Badan Otorita Borobudur dan ASITA Jawa Tengah dengan peserta biro perjalanan wisata, anggota Java Promo, influencer dan pemangku kepentingan pariwisata DIY-Jawa Tengah serta disiarkan melalui kanal youtube Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta.

Walikota Yogyakarta menyampaikan bahwa sebutan Malioboro adalah kawasan cagar budaya atau heritage. Akhir-akhir ini muncul berbagai isu terkait dengan Malioboro seperti parkir nuthuk dan PKL tidak berjualan di Malioboro.

Haryadi menjelaskan bahwa terkait dengan masalah parkir nuthuk yang terjadi adalah mark up harga yang dilakukan pihak parkir dan kru bus sedangkan PKL tidak berjualan di Malioboro yang terjadi adalah PKL tetap berjualan di Malioboro hanya letaknya ditata menjadi lebih baik di Teras 1 dan Teras 2 Malioboro.

Sementara Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya menjelaskan bahwa pemerintah punya peran yang strategis dalam pengembangan pariwisata seperti dalam menyiapkan regulasi dan menginisiasi kebijakan.

“Regulasi sangat diperlukan agar dalam setiap langkah ada payung hukum dan pembagian peran antar pemangku kebijakan sedangkan inisiasi merupakan langkah untuk tampil sebagai pilot yang memadukan dan mengintegrasikan antar program kegiatan yang disusun bersama,” ungkap Aman.

Selain itu Aman juga menuturkan bahwa Pemkot Yogya menerima usulan dan aspirasi masyarakat dalam pembangunan pariwisata di kota Yogyakarta.

GKR Bendara dalam pernyataannya menyampaikan perlunya saling berbagi data antar pemangku kepentingan agar dalam proses marketing bisa akurat hasilnya. Dalam proses segmentasi posisioning dan targeting diperlukan keterbukaan data agar rumusan yang dihasilkan betul- betul akurat. Jangan sampai ada pihak yang merahasiakan data sehingga anilisis pasar menjadi salah dan tidak menghasilkan sesuai dengan target yang hendak diraih.

Dalam seminar travel pattern juga dibahas bagaimana roadmap pariwisata yang ada harus disesuaikan dengan perubahan keadaan sekarang. Bagi para pelaku pariwisata serta pemangku kebijakan hendaknya saling bersinergi, berkolaborasi dalam membangun industri pariwisata. (ant)