Anak-anak di Kota Yogya Diharapkan Bisa Kuasai Tembang dan Tarian Budaya
Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi meresmikan Kampung Kembar yang bertajuk 'Sareng Tempung' Sinau Bareng Telung Kampung, Sabtu (12/2). Kegiatan ini merupakan implementasi dari Gandeng Gendong dan Gandhes Luwes yang menggabungkan tiga kampung yaitu Kampung Keparakan, Kampung Ratmakan, dan Kampung Gunungketur yang memiliki kemiripan di bidang edukasi dan pengembangan karakter anak melalui seni budaya.
'' Karena sebagian besar berbasis seni dan budaya di masing-masing tiga kampung, harapannya saling mengirimkan anak-anaknya untuk ikut belajar membuat kegiatan bersama. Saling menguatkan agar masyarakat terutama anak-anak kita bekali dengan tata krama seni budaya yang khas Yogyakarta," ujarnya.
Anak-anak perwakilan ketiga kampung tersebut diajak merasakan edukasi seni budaya yang ada di tiap lokasinya. Untuk lokasi pertama berada di Kampung Keparakan Kelurahan Keparakan Kemantren Mergangsan sebagai awal wisata Kampung Kembar 'Sareng Tempung'. Anak-anak diajak untuk mengikuti permainan Egrang, Dakon, Egrang Batok serta Tari-tarian.
Selanjutnya, anak-anak diajak untuk menaiki sepeda dan berpindah ke lokasi kedua yaitu berada di Kampung Ratmakan, Kelurahan Ngupasan Kemantren Gondomanan Yogyakarta. Disana anak-anak belajar menabuh gamelan dan menyanyikan tembang jawa sebagai bentuk edukasi seni budaya sehingga tak hilang oleh zaman.
Tak sampai disitu, lokasi ketiga adalah Kampung Gunungketur, Kelurahan Gunungketur Kemantren Pakualaman. Disinilah puncak peresmian Kampung Kembar yang bertajuk 'Sareng Tempung'. Mereka diajak untuk membuat apem dan makanan tradisional serta belajar cara memanah atau jemparingan yang merupakan warisan tak benda Kota Yogyakarta.
'' Setiap anak-anak yang belajar di Kota Yogyakarta harus menguasai tembang dan tari-tarian sebagai karakter pengembangan budaya di Kota Yogyakarta. Selain itu, kegiatan ini merupakan bentuk upaya bersama dalam mengajak para wisatawan untuk mampir dan berbelanja agar ekonomi warga sekitar ikut meningkat," jelasnya.
Heroe mengungkapkan, nantinya ketiga kampung ini bisa mengunjungi potensi wilayah satu dan lainnya untuk sama-sama belajar agar Kampung Kembar tidak hanya berhenti disini namun tetap eksis kedepannya. '' Pola Kampung Kembar bisa menjadi contoh untuk kampung lainnya. Yang terpenting adalah bagaimana kampung bersinergi dalam sebuah kegiatan, agar dapat berkembang secara produktif dan mampu meningkatkan fasilitasi kesejahteraan di masyarakat," katanya.
Ia berharap nantinya OPD yang terkait ikut menguatkan karakter Kota Yogyakarta sebagai Kota Budaya yang menyangga tradisi seni budaya jawa dengan karakter yang khas Kota Yogyakarta.
Sementara itu, Ketua Penyelenggara Kampung Kembar 'Sareng Tempung' Yuning Rosanti berharap, ajang ini sebagai bentuk upaya bersama dalam mengenalkan, bersosialisasi dan berkomunikasi agar nantinya terwujud Kota Yogyakarta yang nyaman huni dan berpijak pada nilai-nilai keistimewaan.
" Semoga kampung kembar menjadi wisata edukasi di perkotaan yang unik dan menarik sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujarnya. (Hes)