Inovasi Harus Fungsional Mudah Diakses dan Sinergi

Inovasi itu merupakan upaya untuk memecahkan masalah yang ada dan memenuhi harapan atas penyelesaian masalah tersebut. Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta telah melakukan berbagai inovasi dalam pelayanan publik antara lain aplikasi Jogja Smart Service (JSS) sebuah layanan digital yang mengintegrasikan semua layanan yang ada di Pemkot dalam sebuah genggaman. Diharapkan, setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) membuat inovasi layanan yang fungsional dan mudah diakses. 

Hal itu disampaikan Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi dalam Bimbingan Teknis Pelaporan dan Inovasi Daerah yang diselenggarakan Bappeda Kota Yogyakarta pada Selasa (15/2) di Hotel Royal Darmo, Gedongtengen, Yogyakarta. Bimtek yang dilaksanakan selama 3 hari dari Selasa hingga Kamis diikuti oleh perwakilan OPD Kota Yogyakarta. 

Di hari pertama dengan nara sumber Matheos Tan, Kepala Pusat Litbang Inovasi Daerah Badan Penelitian dan Penngembangan Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri), Ign Tri Hastono, Kepala Dinas Kominfo dan Persandian Kota Yogyakarta dan Dewi Hernawati pejabat fungsional perencanaan Bappeda Kota Yogyakarta

Wakil Walikota Yogyakarta menyampaikan bahwa selain JSS, Pemkot Yogyakarta juga memiliki inovasi layanan terintegrasi dalam perizinan yang mengubah konsep dari orang yang berjalan dari loket ke loket menjadi data digital yang berjalan ke loket-loket dan pemohon cukup diam menunggu di tempat.

“ Saya harap setiap OPD hendaknya juga membuat inovasi layanan yang bisa mempercepat proses, mudah diakses, mudah dilakukan, bermanfaat, fungsional dan terintegrasi,” katanya.

Wawali berpesan agar dalam proses melakukan inovasi tidak patah semangat karena dalam inovasi ada kemungkinan tidak berhasil yang dikarenakan hasil inovasi tersebut tidak menjawab kebutuhan semua pihak bahkan menjadi beban rekan kerja. 

“Oleh karena itu teruslah berkreasi dan berkarya dengan hasil inovasi di atas level inovasi yang sudah ada di lingkungan Pemkot agar apa yang kita lakukan merupakan sebuah pambaruan dan kita terus berkembang menjadi semakin baik dan baik,” papar Heroe.

Menurut Matheos bahwa keluhan tentang pelayanan publik di masyatakat antara lain prosedur dan mekanisme kerja pelayanan yang berbelit-belit, tidak transparan, kurang informatif, kurang akomodatif, kurang konsisten, fasilitas sarana prasarana pelayanan terbatas, tidak ada jaminan kepastian dari segi hukum, waktu dan biaya, pungli dan praktek KKN.

“Melihat permasalahan itu maka inovasi yang kita lakukan harus mampu menciptakan cara kerja baru yang menggantikan kebiasaan, cara dan teknologi yang sudah ada. Cara kerja baru itu hendaknya menjadi lebih efektif dan efisien,berkualitas, mudah diakses, menciptakan perubahan dan lebih cerdas,” jelas Matheos

Selanjutnya disampaikan Matheos bahwa untuk mewujudkan itu maka harus mempersiapkan sumber daya manusia, kemampuan atau ketrampilan dan sinergi atau kolaborasi. Sumber daya manusia yang handal yang berkomitmen pada inovasi dan dibekali dengan kemampuan dan kerampilan pendukung serta mampu mengkolaborasikan semua potensi dalam sebuah kerja bareng (kerja tim) yang saling sinergi, saling dukung satu sama lain menjadi satu kesatuan. (ant)