WALIKOTA YOGYAKARTA PENTAS LIMBUKAN

Wayang hendaknya dikemas seperti pertunjukan musik, dengan didukung tata cahaya serta  iringan gamelan berkolaborasi dengan musik modern, sehinnga menarik minat anak muda untuk mencintai kesenian adiluhung ini, hal tersebut diungkapkan Walikota Yogyakarta, Herry Zudianto Kamais Malam di Pendopo Rumah Dinas Walikota Yogyakarta, dalam rangka Pelantikan    Pengurus PEPADI      ( Persatuan Pedalangan Indonesia ) Kota Yogyakarta.

 

Herry berharap, pengenalan wayang hendaknya sejak dini, hal ini dilakukan agar anak-anak  sekolah sekolah dasar dapat mengenal karakter tokoh wayang, mulai dari bentuk, corak maupun karakter. ” Anak lebih mengenal super hero yang ada di layar televisi, seperti Batman, Superman". "Sekarang Anak tidak tahu siapa itu Bima, Gatotkaca, ini merupakan tugas kita bersama untuk mepertahankan budaya, serta meperkenalkan kepada anak cucu kita agar tidak kepaten obor,” katanya.

 

Pengurus Pepadi Kota Yogyakarta  pereode 2009-1013 Ketua I : KRT. Probo Prayitno,SE.; Ketua II : R. Yuono. S Kar., Sekretaris : Drs. KRT. Kawindro Kusumo dan Ki Ananto Wicaksono. Bendahara Ki Supriyono BSc. Dan Ki Bambang Cipto Santoso SSn.

 

Pelantikan yang diwarnai kolaborasi Wayang kulit, Wayang Golek dan Wayang Kancil ini menggunakan 3 kelir dengan cerita ” Babad Alas Wana Marto ” menampilkan 15 dalang muda, termasuk Walikota Yogyakarta dan Kepala Dianas Kimpraswil Ir. Eko Suryo Maharsono.

 

Sementara itu dalam adegan Limbukan Walikota Yogyakarta menyampaikan pesan moral kepada warga dalam menhadapi pesta demokrasi mendatang. Apapun warna baju dan apapun partainya tetap berkarya untuk rakyat. ” Warna apapun dalam keseharian kita itu hanya simbol, apartai yang ada merupakan alat untuk menjaring yang terbaik, hendaknya gesekan antar partisipan jangan sampai terjadi. Tatkala dada terbelah hanya ada dua warna yakni Merah Putih. Merah Putih harus ada diatas segalanya,” tutur Herry semangat yang disambut dengan tepuk tangan penonton meriah.

Herry mengutip tembang dolanan Gundul-gundul Pacul, para pengemban amanah baik eksekutif maupun legislatif hendaknya jangan gembelengan (tidak tanggung jawab) karena nyunggi wakul (mengemban amanah) apabila Gembelengan Wakul Nglimpang segane dadi sak ratan artinya, seorang pemimpin yang tidak bertanggung jawab dengan amanah tersebut, akhirnya rakyat yang jadi korban dan akan tercerai berai.