9 Kelurahan Yogya Percontohan Keluarga Sehat Tanggap Tangguh Bencana   

Pemerintah Kota Yogyakarta menetapkan 9 kelurahan menjadi proyek percontohan gerakan keluarga sehat tanggap dan tangguh Bencana. Program nasional tersebut dilaksanakan melalui gerakan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).  Diharapkan 9 kelurahan itu akan menjadi contoh bagi wilayah lain untuk mewujudkan keluarga sehat tanggap dan tangguh bencana.

“Sudah ditetapkan lokasi sembilan kelurahan pilot project keluarga sehat tanggap dan tangguh bencana. Ditetapkan di awal tahun ini mengacu program pusat,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Yogyakarta (DP3AP2KB) Kota Yogyakarta Edy Muhammad, ditemui usai jumpa pers di Balai Kota Yogyakarta belum lama ini.

Sebanyak 9 kelurahan yang menjadi proyek percontohan gerakan keluarga sehat tanggap dan tangguh bencana di Kota Yogyakarta dibagi sesuai dengan 9 sasaran program nasional. Program peduli stunting di Kelurahan Kricak, program menuju Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) di Kelurahan Prawirodirjan dan peduli kesehatan ibu dan Anak di Kelurahan Semaki.

Sedangkan program siaga kebakaran dan lingkungan di Kelurahan Ngampilan, tanggap dan tangguh bencana di Kelurahan Terban dan peduli lingkungan Kelurahan Pringgokusuman. Untuk program menuju keluarga sehat dan berkualitas di Kelurahan Suryatmajan, menuju keuangan sehat di Kelurahan Bumijo dan keluarga sehat Pasangan Usia Subur di Kelurahan Gedongkiwo.

“Tujuan program ini terbentuk keluarga sehat tapi juga tanggap dan tangguh bila ada kebencanaan. Sembilan kelurahan itu akan menjadi percontohan kelurahan- kelurahan lainnya,” paparnya.

Dia menyatakan penetapan 9 kelurahan menjadi proyek percontohan gerakan keluarga sehat tanggap dan tangguh bencana itu berdasarkan masukan dari organisasi perangkat daerah (OPD) terkait. Termasuk melihat potensi sumber daya manusia, kegiatan terkait serta kesiapan wilayah. Setelah ditetapkan 9 kelurahan tersebut dilakukan sosialisasi terkait program keluarga sehat tanggap dan tangguh bencana.

“Kami mengundang OPD- OPD yang mengampu kegiatan dan melihat kesiapan wilayah untuk sembilan pilot project ini. Kami nanti ada tahapan sosialisasi dan pendampingan program,” tambah Edy.

Menurutnya sebagian besar kelurahan yang ditetapkan itu dinilai paling baik untuk menjalankan program sasaran. Namun ada beberapa yang ditetapkan tidak diambil yang terbaik. Misalnya untuk program sasaran PHBS karena untuk menyebarluaskan gerakan itu di masyarakat.

“Contoh PHBS justru harus dilakukan secara masif, sehingga kami tidak memilih kelurahan terbaik yang sudah menjalankan program. Itu misinya agar mempercepat dan menyebarluaskan gerakan PHBS di wilayah lain,” jelasnya.

Meskipun gerakan keluarga sehat tanggap dan tangguh bencana itu ditetapkan di 9 kelurahan, tapi tidak mengabaikan kelurahan lainya di Kota Yogyakarta. Pihaknya menegaskan pada tahap awal 9 kelurahan itu yang ditetapkan dan menjadi percontohan bagi kelurahan lain sehingga diharapkan semua kelurahan di Kota Yogyakarta menjadi kelurahan sehat tanggap dan tangguh bencana. (Tri)