Kabupaten Banyumas Belajar Relokasi PKL Pemkot Yogya


Dalam rangka penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Jalan Sukarno Kabupaten Banyumas, jajaran Pemkot Banyumas berkunjung ke Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta, Jumat (11/3) di Ruang Yudhistira Balaikota Yogyakarta. Kunjungan ini bertujuan untuk berdiskusi dan menyerap ilmu dari Pemkot Yogyakarta yang berhasil melakukan penataan PKL Malioboro.

Rombongan yang dipimpin Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Banyumas, Irawadi diterima Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya didampingi Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti. 

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Banyumas, Irawadi mengatakan, pihaknya akan mengadopsi untuk penanganan PKL Kabupaten Banyumas khususnya di Purwokerto. Namun pihaknya tidak hanya sekadar bagaimana cara pemindahan PKL, tetap juga membentuk suatu tata ruang wilayah yang baik.

Kunjungan ini juga dimanfaatkan untuk menyerap secara maksimal ilmu yang diperoleh dari Pemkot Yogyakarta, khususnya dalam penataan PKL dan cara merelokasi PKL agar tata ruang wilayah lebih baik dari sebelumnya. “Bisa relokasi semua PKL di Malioboro ini luar biasa, tidak hanya sekedar relokasi, rencana kedepan ternyata wilayah di Malioboro akan dikembalikan menjadi kawasan heritage budaya dan pariwisata di Kota Yogyakarta. Kami mendapat ilmu yang banyak di Kota Yogyakarta ini,”jelasnya.

Irawadi berharap, nantinya dalam merelokasi PKL di Purwokerto mengutamakan kesejahteraan masyarakatnya seperti yang dilakukan di Kota Yogyakarta.

Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya mengatakan, Kota Yogyakarta saat ini sedang menggerakkan perekonomian di masyarakat dengan menjunjung sektor pariwisata dan pendidikan.

“Kota Yogyakarta memiliki 40 persen wilayah yang masuk pada kawasan cagar budaya. Oleh sebab itu sektor pariwisata dan pendidikan masih diutamakan. Salah satunya ruang strategis yang ada di Malioboro dalam penataan PKL,” jelasnya.

Aman menjelaskan, nantinya Malioboro akan dikembalikan seperti fasad aslinya agar menjadi heritage yang paripurna. “Kami mencoba melakukan pendalaman mengenai penataan heritage di kawasan tersebut, namun tidak meninggalkan tujuan dari cagar budaya yaitu kesejahteraan masyarakatnya,” kata Aman Yuriadijaya saat sambutan.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti mengungkapkan, terlaksananya relokasi PKL ini berdasarkan kerjasama dan kolaborasi yang baik antara pemerintah dengan para PKL ataupun ketua paguyuban Malioboro. “Saat relokasi, kita menyatukan dulu bahwa kita sama-sama satu frekuensi agar tercapai tujuan yang diharapkan dan saat relokasi pun berjalan dengan baik,” jelasnya.

Yetti menambahkan, perkembangan saat ini relokasi PKL di lokasi Teras I dan II Malioboro setiap harinya ada kurang lebih sekitar 1.500 pengunjung saat hari kerja, namun disaat menjelang libur sebanyak 150.000 pengunjung memadati kawasan tersebut.

“Prosentasenya hampir semua terakomodasi dan masih dalam pekerjaan kami dalam mempromosikan Teras I dan II untuk dikunjungi, namun tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” ujarnya. (Hes)