Public Relations dan Pramuwisata Harus Kuasai Komunikasi Digital

 

Nuansa seni dan budaya melekat erat dengan dinamika masyarakat Kota Yogyakarta yang menyandang predikat sebagai kota budaya dan kota pariwisata. Media yang tepat untuk digunakan dalam penyampaian dan penyebarluasan citra kota budaya dan kota pariwisata adalah media digital yang dapat berupa media sosial maupun media online. 

Ha itu disampaikan Walikota Yogyakarta yang diwakili oleh Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko dalam sambutan tertulis yang dibacakan pada pembukaan Focus Group Discussion (FGD) Forum Public Relations Pelaku Usaha Pariwisata dan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) pada Rabu (16/3) di Hotel Alana Malioboro.

Menurutnya semua itu merupakan medium yang mempunyai karakteristik masing-masing berupa tampilan, niche dan audiens yang berbeda peruntukkan penggunaan yang terdiferensiasi dan lain sebagainya. “Namun sama-sama menjadi primadona pilihan media masyarakat kita mengingat penetrasi internet sebagai syarat akses media digital tersebut kian besar. Kalau boleh dikata target market pariwisata Kota Yogyakarta yang memiliki daya beli merupakan pengguna yang melek informasi melalui internet,” ujarnya.

Kini model promosi pariwisata pun turut bergeser memasuki ruang-ruang ramai di lingkungan digital. Untuk mendukung hal itu harus mempunyai kesiapan dan persiapan ekosistem yang sifatnya saling menguatkan dengan kondisi eksisting di lapangan.

Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Husni Eko Prabowo dalam laporannya menyampaikan bahwa FGD tersebut diikuti oleh 50 orang dari Keluarga Public Relations (Kapurel) dan anggota Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI). Narasumber FGD antara lain, Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko, Anggota Komisi B DPRD Kota Yogyakarta Krisma Eka Putra dan Ketua Kapurel Yogya Hairullah Gazali.

“Public relations dan pramuwisata merupakan ujung tombak pariwisata dan dari merekalah hitam putih wajah pariwisata kita. Oleh karena itu melalui FGD ini kami harapkan bisa mengenal berbagai ragam jenis media platform dan keunggulannya masing-masing,” kata Husni.

Selain itu, melalui FGD tersebut para peserta juga bisa memanfaatkan teknologi untuk menyampaikan informasi, promosi dan edukasi dengan memaksimalkan situs web dan etika komunikasi digital.

Salah seorang peserta dari perwakilan public relations Firmansyah dan pramuwisata Kalia Gawatri menyampaikan bahwa apa yang diperoleh dalam FGD tersebut bisa diterapkan dalam pekerjaannya sehari-hari dan mendukung berkembangnya pariwisata di Kota Yogyakarta. 

Harapannya melalui penguasaan komunikasi digital maka peran public relations dan pramuwisata dalam menginformasikan dan memasarkan pariwisata di Kota Yogyakarta menjadi semakin baik dan optimal. (ant)