PERINGATAN HARI KARTINI 2009

Hari Kartini diperingatai dengan penuh khidmat di Balaikota Yogyakarta, Selasa (21/04)Peringatan mengangkat tema Dengan semangat Kartini kita bangkitkan kesadaran berbangsa dan bernegara untuk membangun generasi penerus melalui pendidikan karakter dan moral. Dihadiri oleh Jajaran eksekutif Pemkot Yogyakarta, Pimpinan DPRD Kota Yogyakarta, dan Perwakilan organisasi wanita se-Kota Yogyakarta.

 

Selain dilakukan dengan sebuah upacara, juga digelar sarasehan yang menghadirkan narasumber Prof.Dr Muhajir Darwin, dengan tema Kemampuan dan peningkatan pemahaman kesetaraan dan keadilan  gender di Kota Yogyakarta. Juga hadir sebagai narasumber Prof.Dr Siti Partini Suardiman yang mengangkat tema Pendidikan dalam keluarga  mengantar anak berkualitas.

 

Wakil Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti dalam sambutannya mengatakan,

Peringatan Hari Kartini ini membawa misi yang luas yaitu pemberdayaan kaum wanita sesuai yang dicita-citakan Kartini. Kegiatan ini juga memberikan pencerahan bagi masyarakat di tengah arus reduksi sosok, dan ide-ide Kartini yang sedemikian kuatnya melanda bangsa kita.

 

Dipaparkan oleh Haryadi, Door Duisternis tot Licht yang merupakan kumpulan tulisan Kartini yang ditujukan kepada Estelle Zeehandelaar atau Stela dan keluarga Abendanon pada awal tahun 1900, ternyata telah mampu menarik perhatian dunia internasional.

 

Buku tersebut telah diterjemahkan dalam pelbagai bahasa, antara lain di Atlantic Monthly (New York, 1919-1920), Java et Ses Habitants (Paris, 1914) dan dalam bahasa Arab oleh Aleyeh Thouk. Bahkan dalam jurnalnya Mr J.J. Abendanon menyebutkanm bahwa tulisan Kartini telah mengilhami bangkitnya emansipasi wanita Syiria. Dari informasi tersebut ternyata pemikiran Kartini, ternyata telah mampu berbicara memberikan warna bagi pergerakan perempuan di dunia internasional. Luar biasa, pada waktu tersebut seorang wanita pribumi telah mendapatkan tempat sebagai pemberi semangat bagi bangsa lain melalui citarasa bahasa yang tinggi oleh seorang Kartini.

 

Di Indonesia buku tersebut diterbitkan dalam terjemahan melayu dengan judul Habis Gelap Terbitlah terang. Melalui buku tersebut wanita Indonesia mengenal dan meneladani cita-cita Kartini. Daya dorong yang dimiliki Kartini telah menghadirkan semangat untuk selalu membuka cakrawala pikir dan bergerak maju sesuai batas kemampuan. Realitas menunjukkan bahwa dalam perkembangannya, kiprah wanita Indonesia sudah sedemikian pesat dan mampu mewarnai dinamika perkembangan masyarakat.

 

Peran wanita sudah tidak lagi marginal bahkan dapat dikatakan telah memasuki wilayah sentral pengambilan kebijakan, baik di tingkat pusat/daerah maupun perannya di bidang lain.

 

Ditandaskan oleh Haryadi, peringatan hari Kartini ini selayaknya dijadikan momentum untuk meningkatkan motivasi dan semangat kita untuk lebih mencerdaskan kehidupan bangsa, terutama kaum wanita. Dan peringatan ini merupakan saat yang tepat untuk melakukan instropeksipola pikir kita apakah sudah jauh ke depan seperti dilakukan kartini di masanya.

Wanita Indonesia mempunyai masa depan yang cerah, untuk itu perlu terus menggali potensi denagn terus belajar. Tantangan ke depan semakin berat, dan peran kaum wanita sangat dibutuhkan untuk mendukung proses pembangunan bangsa ini, termasuk dalam membangun generasi penerus bangsa.