KAMPANYE SADAR BUDAYA

KAMPANYE SADAR BUDAYA

 

Dalam balutan acara :

OBROLAN SANTAI SEPUTARAN BUDAYA DI KOTA YOGYAKARTA

 

 

            Keberadaan Kota Yogyakarta sebagai Kota Budaya memang membutuhkan dukunga dari semua pihak baik dari masyarakat maupun pemerintah. Kekhas-an budaya yang ada akan menjadi sebuah ikon Kota Yogyakarta yang akan membedakannya dengan kota-kota lainnya. Kebudayaan Yogyakarta yang berpangkal pada kebudayaan yang dikembangkan oleh Kraton Yogyakarta pada dasarnya merupakan budaya adiluhung yang sampai saat ini masih terlestarikan dengan baik.

Kota Yogyakarta sebagai kota kuno yang secara resmi telah bergabung dalam Liga Kota Bersejarah (League of Historical Cities) bersama dengan lebih kurang 100 kota bersejarah lainnya di seluruh dunia, memiliki sekitar 200 bangunan yang dapat dikategorikan sebagai bangunan heritage (cagar budaya). Peninggalan heritage yang tersebar di seputar Kota Yogyakarta ini juga merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Meskipun demikian, Pemerintah Kota Yogyakarta mengalami kesulitan dalam melakukan pelestarian terhadap bangunan-bangunan heritage tersebut oleh karena belum adanya regulasi yang mengatur tentang perlindungan bangunan heritage.

Kebudayaan Jawa yang menjadi ruh nilai-nilai budaya di Kota Yogyakarta saat ini sudah cukup memperoleh apresiasi yang baik dari masyarakat. Hal ini terlihat dari tingkat partisipasi masyarakat Yogyakarta utamanya generasi muda dalam melestarikan dan mengembangkan budaya Jawa. Meskipun dari sisi kuantitas masih perlu ditingkatkan karena sangat dipengaruhi oleh dampak masuknya arus budaya global, namun bukan berarti tidak ada regenerasi dalam transformasi seni dan tradisi Jawa.

Potensi kesenian dan juga adat istiadat serta sistem nilai yang ada di masyarakat merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Oleh karena itu pelestarian mutlak harus dilakukan untuk menjamin kesinambungan, namun bukan berarti seni dan tradisi menjadi sesuatu yang tidak dapat dijadikan sebuah potensi khusus bagi Kota Yogyakarta. Kekayaan inilah yang menjadikan Kota Yogyakarta kaya akan potensi budaya sehingga ditetapkan Pariwisata berbasis Budaya yang akan dikembangkan di Kota ini.

Dalam upaya untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap budaya yang ada di Kota Ygyakarta, Pemerintah Kota Ygyakarta melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan           “Kampanye Sadar Budaya”, yang dibalut dalam bentuk Talkshow dan sosialisasi langsung kepada masyarakat umum. Kegiatan ini dimaksudkan untuk lebih mendekatkan masyarakat dengan persoalan dan potensi budaya yang ada di Kota Yogyakarta.

Tema yang diangkat adalah Kampanye Sadar Budaya Sebuah Upaya Penyadaran akan Potensi Budaya yang Ada di Sekitar Kita serta Memperkuat Jatidiri Masyarakat. Tema ini diangkat untuk menumbuhkan kembali kebanggaan masyarakat Kota Yogyakarta terhadap budayanya, baik budaya fisik maupun non fisik.

Tujuan dari penyelenggaraan Kampanye Sadar Budaya ini adalah :

1.      Membangun kesadaran bersama antara masyarakat dan pengambil kebijakan dalam menghadapi persoalan budaya yang ada di Kota Yogyakarta.

2.      Proses internalisasi terhadap kepentingan budaya pada masyarakat.

3.      Sosialisasi sadar budaya di ruang publik sebagai upaya provokasi kepada masyarakat.

 

Kegiatan yang akan dilaksanakan pada hari Rabu, 22 April 2009, mulai pukul 08.00 – 15.00 WIB bertempat di Benteng Vredeburg dan Titik Nol Kilometer.

Kampanye Sadar Budaya akan menampilkan pembicara Drs. Achmad Charis Zubair, MA (Ketua Dewan Kebudayaan Kota Yogyakarta), Ir. Yuwono Sri Suwito, MM (Ketua Dewan Pertimbangan Pelestarian Heritage Propinsi DIY), dan Indra Tranggono (Pengamat Budaya Kota Yogyakarta).

Dalam kesempatan ini juga akan diangkat topik berkaitan dinamika budaya yang akan disampaikan oleh Dimas dan Diajeng Jogja 2008.

Kegiatan Kampanye Sadar Budaya akan diakhiri dengan aksi damai di Titik Nol Kilometer dengan membagikan booklet dan stiker tentang Sadar Budaya kepada masyarakat. Aksi ini akan dilakukan oleh Paguyuban Dimas dan Diajeng Jogja, peserta Kampanye Sadar Budaya serta masyarakat umum.