Baznas Serahkan Bantuan Takjil Sahur

Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Yogyakarta didukung Pemerintah Kota Yogyakarta menyerahkan bantuan sedekah takjil dan sahur Ramadan 1443 Hijriyah kepada marbot masjid dan jamaah duafa. Dengan pemberian bantuan tersebut diharapkan para perangkat takmir masjid dan jamaah duafa lebih khusyuk dalam beribadah Ramadan.

“Bantuan sedekah takjil dan sahur ini diserahkan  bagi marbot masjid dan jamaah kurang mampu,” kata Ketua Baznas Kota Yogyakarta, Syamsul Azhari saat penyerahan bantuan sedekah takjil dan sahur di Masjid Pangeran Diponegoro Balai Kota Yogyakarta, Kamis (31/3/2022).

Dia menyebut ada 650 penerima bantuan sedekah takjil dan sahur bagi marbot, jamaah kurang mampu dengan total senilai Rp 310 juta. Rinciannya 500 marbot dan jamaah masjid kurang mampu menerima sedekah takjil dan sahur dalam bentuk uang masing-masing Rp 400.000.

Sebanyak 165 mualaf kurang mampu menerima dalam bentuk paket sedekah takjil dan sahur senilai masing-masing Rp 250.000 dan dalam bentuk uang Rp 250.000. Sedangkan peserta madrasah Ramadan jamaah kurang mampu sebanyak 50 penerima mendapat sedekah dalam bentuk paket takjil dan sahur senilai masing-masing Rp 200.000 dan uang tunai Rp 1 juta.

“Kami juga ada program-program lain yang dilaksanakan seperti layanan bersih-bersih masjid, edukasi zak dan madrasah Ramadan bagi ASN dan madrasah Ramadan bagi marbot dan jamaah masjid,” tambahnya.

Sementara itu Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi menyatakan penyaluran sedekah takjil dan sahur oleh Baznas Kota Yogyakarta untuk membantu para perangkat masjid dan jamaah duafa. Terutama untuk mendukung ibadah selama Ramadan lebih khusyuk.

“Baznas Kota Yogyakarta membantu takmir dan perangkat masjid di Kota Yogyakarta. Ini menjadi bagian dari upaya agar selama Ramadan betul-betul membuat kekhusyukan dalam menjalankan ibadah,” papar Heroe.

Heroe mengingatkan ibadah Ramadan tahun ini memasuki tahun ketiga yang harus dilewati di masa pandemi. Meskipun sudah ada banyak penurunan kasus Covid-19, tapi tetap ada pengaturan protokol kesehatan seperti pembatasan jumlah jamaah dalam kegiatan ibadah di majid. Hal itu sesuai dengan Surat Edaran Kementerian Agama yang mengatur pelaksanaan ibadah selama Ramadan sampai salat id.

“Salat tarawih boleh dilaksanakan di masjid tapi kapasitas dibatasi 50 persen. Disarankan berbuka dan sahur di rumah masing-masing. Kalau berbuka di masjid dibatasi maksimal 50 persen dan di luar ruangan masjid,” terangnya.

Heroe menyampaikan kegiatan pengajian dan perayaan Nuzulul Quran diizinkan tapi dengan dibatasi maksimal 50 persen dari kapasitas. Untuk pelaksanaan takbiran, hanya diperbolehkan di masjid. Pihaknya berharap ketentuan itu dapat dilaksanakan sebagai ikhtiar agar setelah Ramadan dan Idul Fitri, kasus Covid-19 bisa terus menurun.(Tri)