Pemkot Yogyakarta Targetkan Zero Stunting pada Tahun 2024

Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta bersama dengan organisasi perangkat daerah, terus berupaya untuk menekan angka stunting di wilayah Kota Yogyakarta dengan mewujudkan Gerakan Zero Stunting. 

Dalam pertemuan yang diadakan di kompleks Balaikota Yogyakarta, Ketua DPRD Kota Yogyakarta Danang Rudyatmoko menyatakan, data stunting di Kota Yogyakarta. “Analisa data akhir Maret yang dilakukan melalui kerja sama dengan UGM, Kedokteran UGM, ada sekitar 1132 kasus balita dengan gradasi yang perlu dicermati,” ujarnya (1/4/2022). Danang juga menambahkan, DPRD turut mendukung segala sesuatu dan berkenan untuk memonitor stunting di Kota Yogyakarta.

Dalam mendorong Gerakan Zero Stunting, Pemkot Yogyakarta bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), telah membentuk tim percepatan penurunan stunting yang melibatkan sejumlah instansi terkait. Tindakan tersebut merupakan salah satu implementasi yang dilakukan Pemkot Yogyakarta untuk mencapai target zero stunting pada tahun 2024.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), Edy Muhammad menyebutkan, pembentukan tim percepatan penurunan stunting tingkat kemantren masih kecil hanya mencapai 35% saja. Sedangkan di tingkat kelurahan menunjukan hasil yang memuaskan yaitu sekitar 50%. Harapanya dengan dilaksanakannya pertemuan tersebut, akan lebih banyak tim percepatan penurunan stunting yang terbentuk di daerah Kota Yogyakarta.

Dalam pencegahannya, Pemkot pun turut mengaktifkan posyandu guna melakukan pembinaan terhadap masyarakat dengan melakukan audit stunting sebagai langkah awal. 

Sementara itu, Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, bahwa seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) harus berkolaborasi untuk mendukung Gerakan Zero Stunting. Gerakan ini menjadi salah satu bagian upaya untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Maka dari itu, Heroe berharap seluruh OPD menjadikan gerakan ini sebagai gerakan utama dalam program kerja, karena jika tidak dituntaskan maka akan berdampak pada masa depan bangsa. 

Sebagai penutup pertemuan tersebut, Wakil Walikota Yogyakarta meresmikan gerakan ini dengan menyuarakan “Bimo Kunting, mewujudkan Yogyakarta keluarga unggul nol stunting”. (Yosi & Lia)