Buruh Gendong Beringharjo Fesyen Show Peringati Hari Kartini

Puluhan buruh gendong di Pasar Beringharjo Kota Yogyakarta tampil beda dibandingkan biasanya. Para buruh gendong yang biasa menggendong bakul maupun dagangan pasar naik turun tangga, bisa tampil bak peragawati. Mengenakan kain jarik dan baju kebaya sederhana, buruh gendong berjalan berlenggak-lenggok di atas karpet merah.

Fesyen show buruh gendong Pasar Beringharjo itu bagian dari kegiatan memperingati Hari Kartini yang diadakan Dharma Wanita Persatuan Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta bersama Komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia Yogyakarta. Para buruh gendong itu tampil apa adanya terlihat dari sebagian besar yang memakai sandal jepit. Kendati demikian tak menghalangi semangat mereka memeriahkan acara. Para buruh gendong yang berusia lanjut pun tak kalah untuk unjuk diri seperti model.

Sekeca. (menyenangkan). Seneng,” ujar Mursinah (79) salah seorang buruh gendong Pasar Beringharjo usai mengikuti fesyen show, Rabu (20/4/2022).

Hal senada disampaikan Ngatinem (62) buruh gendong yang sudah beraktivitas sekitar 40 tahun di Pasar Beringharjo. Warga Kulonprogo itu dalam menjalankan jasanya terkadang juga memakai kain jarik dan kebaya seperti saat hari Kamis Pahing. Meskipun belum pernah ikut fesyen show, Ngatinem tak perlu latihan dulu karena tampil adanya dengan kebaya dan kain jarik miliknya.

“Senang. Semangat karena hari Kartini. Langsung mendadak ini,” imbuh Ngatinem.

Sedangkan Perwakilan Dharma Wanita Persatuan Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Syam Yunianto mengatakan mengajak para buruh gendong di Pasar Beringharjo untuk memperingati Hari Kartini. Tak hanya mengajak kegiatan fesyen show kebaya yang berkolaborasi dengan komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia Yogyakarta, tapi juga mengingat jasa Kartini sebagai pahlawan emansipasi perempuan.

“Saat ini perempuan bisa bekerja dari lini mana pun. Bahkan sampai presiden perempuan juga pernah. Ibu- ibu buruh gendong juga luar biasa karena pekerjaanya mulia berpeluh keringat untuk menghidupi keluarga. Makanya kami undang para buruh gendong,” terang Syam Yunianto.

Pihaknya mengucapkan terima kasih kepada komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia Yogyakarta yang sudah peduli mengajak para ibu-ibu buruh gendong untuk fesyen show, sekaligus memberikan bantuan sembako. Dalam peringatan Hari Kartini tersebut juga diadakan bazar super murah pakaian layak pakai seharga mulai dari Rp 2.000.

Sementara itu Ketua Perempuan Berkebaya Indonesia Yogyakarta Margaretha Tinuk Suhartini  menuturkan selain memperingati Hari Kartini melalui kegiatan itu komunitas Perempuan Berkebaya Yogyakarta ingin mengenalkan kembali, pakaian tradisional kebaya dengan fesyen show. Dia mengucapkan terima kasih kepada Dharma Wanita Persatuan Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta yang telah mengajak Perempuan Berkebaya Yogyakarta dalam kegiatan itu.

“Kami ingin mengenalkan kembali, kebaya dan memperingati Hari Kartini dengan berfesyen show. Harapannya ibu-ibu suka dan sering memakai kebaya. Melalui acara ini kami harap (ibu-ibu buruh gendong) bisa bergembira setelah selama ini penat bekerja,” ucap Margaretha. (Tri)