Seniman Lokal Hingga Mancanegara Siap Gayengkan Jogja Cross Culture 2022

Yogyakarta adalah salah satu kota yang menjadi ikon kegiatan seni dan budaya. Seperti halnya Jogja Cross Culture yang akan kembali digelar akhir pekan ini, Sabtu-Minggu 14 hingga 15 Mei di kawasan Teras Malioboro II.

Seluruh rangkaian pertunjukan JCC 2022 nantinya bisa disaksikan secara langsung di Teras Malioboro II sisi barat dan secara daring melalui kanal Youtube Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta. Jogja Cross Culture (JCC) pertama kali diadakan tahun 2019, terinspirasi dari sejarah Yogyakarta yang kental dan terbuka akan keragaman lintas seni budaya. Pada hari pertama gelaran JCC 2022 nanti akan ada penampilan street art oleh seniman muda Yogyakarta yang berasal dari berbagai latar belakang bidang seni.

Sementara acara puncak pada hari Minggu (15/5) pukul 19.00 WIB akan ada penampilan dari 14 kemantren, kolaborasi flashmob tari kecak antara PKL Malioboro dan Siswa SMKI, serta pertunjukan kolaborasi seniman lokal seperti Boedhi Pramono, Agung Gunawan, Cak Rina, Erson Padapiran, Sabina Tisa, Deden Bulenk, dan Sagitama dengan seniman mancanegara Tony Yap dari Australia dan Cristina Duque dari Ekuador.

JCC pada dasarnya merupakan event yang bertujuan untuk memperkenalkan karya seni lintas budaya. Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi pada jumpa pers Jogja Cross Culture 2022 di sisi barat Teras Malioboro II didampingi Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta Yetti Martanti dan RM Altiyanto Henryawan selaku Program Director (12/5).

"Jogja Cross Culture ini diselenggarakan bukan sebatas jadi pertunjukan, tapi ini adalah proses untuk mencipta karya dengan kolaborasi antar seniman dan juga melibatkan masyarakat. Jadi nanti akan tercipta titik temu seniman punya ruang untuk berkarya dan tampil, sementara masyarakat bisa teredukasi terkait perkembangan seni budaya" ujar Heroe.

Yetti menambahkan bahwa JCC 2022 ini juga diharapkan sebagai pengawal akan bangkitnya gelaran seni budaya setelah dua tahun lamanya meredup karena kondisi pandemi Covid-19. Bukan hanya kegiatan seni untuk seniman Yogyakarta saja, tapi secara menyeluruh makin banyak kesempatan bagi seniman untuk menampilkan karyanya.

“Makin banyak gelaran seni budaya maka makin terbuka kesempatan bagi seniman untuk tampil. Salah satunya ya di JCC ini. Kolaborasi yang nanti akan dipersembahkan adalah hasil dari proses penciptaan karya yang menandakan perkembangan seni budaya yang positif,” tambahnya.

Sementara itu Altiyanto menyampaikan bahwa Jogja Cross Culture 2022 adalah momentum untuk memanfaatkan kembali ruang-ruang publik sebagai panggung untuk karya para seniman dari berbagai latar belakang. Salah satunya adalah kawasan jalan malioboro yang merupakan potret dari perkembangan seni budaya di Yogyakarta dari masa ke masa.

“Jogja Cross Culture akan menyajikan keragaman seni mulai dari klasik hingga kontemporer. Kolaborasi yang dilakukan juga tidak hanya antar seniman saja tapi gandeng gendongnya itu 5K yang meliputi kota, kampung, komunitas, korporat, dan kampus,” tutup Altiyanto. (Jul)