Gelar Pameran Produk Oleh-oleh Yogya   

Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Perindustrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) menggelar pameran produk oleh-oleh khas Yogyakarta pada 18 sampai 23 Mei 2022 di Galeria Mal. Melalui pameran itu diharapkan bisa mengenalkan beragam produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Yogyakarta yang bisa menjadi oleh-oleh bagi wisatawan.

“Pameran ini bagaimana mengakomodir oleh-oleh khas Yogyakarta. Tujuan utamanya  untuk menonjolkan, menyiapkan dan  menjawab para wisatawan yang datang ke Yogya mencari oleh-oleh khas Yogyakarta,” kata Kepala Dinas Perindustrian Koperasi dan UKM Kota Yogyakarta Tri Karyadi Riyanto, usai pembukaan pameran UMKM  produk oleh-oleh Yogyakarta, Rabu (18/5/2022).

Pameran mengusung tema The Lokstop Oleh-oleh Jogja Memang Top diikuti sebanyak 32 UMKM. Produk yang dipamerkan adalah fesyen seperti batik, shibori, jumputan, ecoprint, dan kerajinan serta kuliner. Produk itu berasal dari 14 kemantren di Kota Yogyakarta. Dia menyebut peserta UMKM yang mengikuti pameran itu telah melalui kurasi dari sebelumnya 187 UMKM diambil 32 UMKM. Salah satu peserta UMKM yang mengikuti pameran itu adalah penyandang disabilitas tuna rungu.

“Kota Yogyakarta sebagai kota wisata harus mempunyai oleh-oleh khas Yogya yang bisa dibawa oleh wisatawan. Fesyen ada batik, shibori, jumputan, ecoprint yang punya ciri khas sendiri-sendiri. Craft yang mendukung fesyen seperti tas. Terkait kuliner yang kami tekankan yang Yogya banget dan mengeksplorasi potensi-potensi lokal di Yogya,” terangnya.

Menurutnya selama ini kebanyakan masyarakat mengenal produk oleh-oleh khas Yogyakarta adalah gudeg dan bakpia. Untuk itu melalui pemeran tersebut dikenalkan beragam produk-produk UMKM khas Yogyakarta yang bisa dijadikan oleh-oleh. Dicontohkan masyarakat Danurejan banyak menanam jambu dan diolah menjadi produk serta dibranding dengan baik bisa menjadi oleh-oleh.

Dalam kegiatan itu juga diluncurkan Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) di Kota Yogyakarta yang dihadiri Kepala Pusat P3DN Kementerian Perindustrian, Nila Kumalasari. Pameran juga dimeriahkan dengan fesyen show para mantri pamong praja menggunakan produk fesyen UMKM Kota Yogyakarta sebagai bagian dari program P3DN. Termasuk Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi dan Tri Karyadi ikut dalam fesyen show.

“Kota Yogyakarta sudah membentuk Tim P3DN. Bentuk lainnya adalah surat edaran dari sekda yang menekankan OPD agar belanja menggunakan produk dalam negeri. Utamanya UMKM-UMKM di wilayah,” papar Tri Karyadi.

Sementara itu Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan beberapa pemeran produk UMKM yang diadakan Pemkot Yogyakarta adalah upaya pemulihan sosial dan ekonomi. Penanda untuk kebangkitan ekonomi salah satunya adalah mengajak seluruh pelaku ekonomi terutama ekonomi kreatif di Kota Yogyakarta dan masyarakat bersama-sama memulihkan ekonomi.

“Ini adalah bagian upaya kita menggerakan ekonomi. Terutama kita ingin mengenalkan brand-brand yang ada di Kota Yogyakarta, yang selama ini sudah kita kenal sebagai bagian dari cinderamata atau oleh-oleh yang harus dibawa ketika ke Yogyakarta,” tambah Heroe.  

Pihaknya menilai geliat ekonomi memang harus didorong agar pemulihan bisa lebih cepat. Selain itu menggalakan P3DN. Heroe menegaskan Pemkot Yogyakarta sudah memulai sejak 4 tahun lalu dengan mewajibkan ASN menggunakan seragam batik gaya Yogyakarta, batik segoro amarto, kain jumputan, lurik, shibori dan ecoprint. Pada masa pandemi ada gerakan Nglarisi Tanggane (membeli di tetangga). Heroe menyatakan agar dampak ekonomi dirasakan maka masyarakat harus membiasakan membeli apa yang ada di sekitar. (Tri)