Atasi Stunting Lewat Edukasi Olahan Pangan Protein   

Pemerintah Kota Yogyakarta melakukan berbagai cara untuk mewujudkan Yogyakarta zero stunting. Salah satunya melalui Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta yang mengadakan bimbingan teknis olahan pangan lokal berbahan dasar protein di lokasi stunting. Diharapkan melalui kegiatan itu masyarakat bisa memahami terkait makanan beragam bergizi seimbang dan aman terutama protein untuk mencegah stunting.

Menurut Kepala Bidang Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta  Muhammad Imam Nurwahid kebanyakan kasus stunting atau pertumbuhan anak kurang baik tidak hanya karena pola makan. Tapi juga budaya atau cara makan maupun mengolah makanan. Oleh sebab itu kegiatan bimbingan teknis olahan pangan protein diadakan dengan sasaran masyarakat di wilayah yang ditemukan anak teridentifikasi stunting.

“Dari situlah kami adakan kegiatan untuk menyentuh kepada masyarakat agar dari cara mengolah, bahan dasar olahan dan budayanya mulai kita ubah,” kata Imam di sela kegiatan bimbingan teknis olahan pangan lokal berbahan dasar protein di Gedung PKK Kota Yogyakarta, Selasa (31/5/2022).

Dia menyatakan penanganan stunting melibatkan perangkat daerah lain di antaranya Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana serta kemantren untuk melakukan intervensi bersama. Dalam kegiatan itu peserta mendapatkan edukasi olahan pangan berbahan dasar protein dan cara mengolah agar tidak merusak kandungan gizi dari ahli masakan yaitu chef. Bahan protein dipilih karena penyebab stunting salah satu di antaranya kekurangan protein.  

“Yang kami harapkan peserta memahami bahwa untuk perkembangan anak harus diberikan makanan yang beragam bergizi seimbang sehat dan aman. Harapannya akhirnya kondisi stunting di Yogya bisa turun,” paparnya.

Dalam kegiatan itu Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta memberikan contoh makanan yang mengandung protein di antaranya olahan ikan lele, telur asin, daging ayam dan susu kepada peserta bimbingan teknis. Imam menyampaikan pengadaan contoh makanan mengandung protein menerapkan gerakan Gandeng Gendong untuk pemberdayaan masyarakat dari Yogya untuk Yogya. Misalnya lele diambil dari kelompok-kelompok tani di Kota Yogyakarta. Kemudian diserahkan ke penyedia jasa kelompok kuliner Gandeng Gendong untuk diolah.

Sementara itu Ketua Komisi B DPRD Kota Yogyakarta Susanto Dwi Antoro mengatakan banyak faktor penyebab masalah stunting tidak hanya masalah gizi buruk. Pihaknya menekankan Dinas Pertanian dan Pangan untuk memberikan perhatian terkait asupan makanan untuk masyarakat yang memiliki bayi, balita, ibu hamil dan calon manten. Mereka dan kader kesehatan menjadi sasaran bimbingan teknis olahan pangan lokal berbahan dasar protein.

“Pola makan dan jenis makanan yang selama ini sering dimakan di masyarakat ada kekurangannya. Salah satunya menyebabkan stunting. Maka pada kesempatan kali ini ibu-ibu mendapatkan materi agar makanan yang sederhana bisa menghasilkan nilai protein yang cukup,” tambah Anggota Komisi B DPRD Kota Yogyakarta Nugroho Nurcahyo.

Salah satu chef yang menjadi narasumber, Setyo menyebut cara mengolah makanan mempengaruhi kandungan protein. Jika terlalu lama memasak kandungan protein bisa. “Merebus telur maksimal tiga menit. Lebih dari itu protein mati sehingga tidak bisa diserap tubuh percuma,” imbuh Setyo.(Tri)