Penyerahan Hadiah Young Bikers Heritage Trail 2009

Martabat seseorang tidak dilihat dari apa yang dia kenakan tetapi dari apa
yang dia lakukan. Bersepeda tidak selalu menggambarkan bahwa seseorang
mempunyai derajat yang lebih rendah. Namun dapat mengantarkan seseorang
dalam menumbuhkan sikap kesederhanaan dan percaya diri untuk mencapai
suatu tujuan. Selain itu, bersepeda juga untuk menyelamatkan bumi dari
global warming, karena dapat mengurangi polusi udara dan efek dari rumah
kaca. Bersepeda juga bukan berarti untuk nostalgia tetapi lebih pada
sebuah tindakan nyata dalam menghadapi paradigma kedepan yaitu bumi yang
lebih baik bagi masa depan anak cucu kita.
Demikian disampaikan Walikota Herry Zudianto pada acara penyerahan hadiah
Young Bikers Heritage Trail 2009 di halaman air mancur Balaikota, Jumat
(21/8). Pada kesempatan itu diserahkan hasil kejuaraan berbagai lomba
diantaranya : club bersepeda, essay, yell inspiratif, dan wallpaper
handphone. Untuk lomba club bersepeda juara pertama diraih oleh kelompok
Jarot (SMAN 3 Yogyakarta), juara kedua oleh Lima Jari Berotot (SMAN 8
Yogyakarta), juara ketiga oleh kelompok Sepeda Kempit (SMAN 5
Yogyakarta), hadiah berupa trophy dan merchandise. Lomba Essay juara
pertama diraih oleh Winner Indi Marega dengan judul “Mengagumi Heritage
Yogyakarta” (SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta), juara kedua diraih oleh
Ikhsan Brilianto dengan judul “Merobohkan Cap Kere Membangun Motivasi
Bersepeda dengan Kekayaan Budaya Yogyakarta” (SMAN 1 Yogyakarta), hadiah
berupa sebuah sepeda dari Walikota dan Sekda Propinsi DIY. Hasil karya
dimuat di harian Bernas edisi 19 dan 29 Agustus 2009. Untuk lomba Yell
Inspiratif dimenangkan oleh club Sandal Jepit (SMA Stella Duce 1
Yogyakarta) , hadiah berupa trophy dan merchandise dan yang terakhir
untuk lomba Wallpaper Handphone kembali diraih oleh club Lima Jari
Berotot (SMAN 8 Yogyakarta), hadiah berupa trophy dan merchandise.
Pada kesempatan itu juga dilaksanakan testimoni dari siswa peserta
pertukaran pelajar ke Batam, dan Batanghari. Salah satu peserta Putri
Astiti SMAN 7 merasa sangat terkesan dengan pengalamannya ketika berada
di Batanghari. Menurutnya, Batanghari jauh berbeda dengan Yogyakarta,
disana masih banyak sekolah yang menggunakan foto copyan sebagai modul
pelajaran, dia juga merasa senang karena bisa mengadakan bimbel dengan
teman-temannya, selain itu keramah tamahan masyarakat membuatnya semakin
tidak ingin meninggalkan Batanghari. Walikota Yogyakarta mempunyai
rencana untuk membukukan cerita pengalaman mereka sebagai inspirasi bagi
calon peserta pertukaran pelajar mendatang. Mudah-mudahan Jogja bisa
menjadi kota yang dapat memberikan pencerahan bagi kota lain.