Tempe Murni Pak Man Sehari Habiskan 150 Kg Kedelai
Siapa yang tak suka dengan makanan yang bernama tempe? Olahan dari kedelai yang difermentasi beberapa hari lalu menghasilkan tempe yang enak dijadikan lauk ataupun cemilan ini banyak digemari. Tak salah jika tempe disukai mulai dari yang muda hingga orangtua pun gemar makan tempe.
Salah satu pembuat tempe di Kota Yogyakarta yang masih bertahan berada di Warungboto Umbulharjo 4/1017 F RT 38/RW 09 Kelurahan Warungboto Kemantren Umbulharjo Kota Yogyakarta. Ya, Mukhamad Ridhoi yang akrab disapa Dwi merupakan generasi kedua perajin tempe ini merintis tempe yang diberinama 'Tempe Murni Pak Man' sudah sejak tahun 2000 hingga saat ini masih tetap eksis.
Ia yang awal mula hanya mengikuti orang tuanya kini makin giat menjual dan memprodukai tempe khas Pak Man. Beda dari kondisi Covid-19 yang saat sedang tinggi-tingginya penjualan sangat sedikit hanya memproduksi 50 kilogram saja. Namun lambat laun usahanya bertambah ramai dan banyak dikunjungi seiring dengan berkurangnya kasus Covid-19 di Kota Yogyakarta. Menurutnya pandemi sangat berpengaruh dalam penjualan atau omzet tiap harinya.
Saat ini pihaknya dibantu empat karyawan yang merupakan keluarga dan tetangga giat memproduksi tempe. Setidaknya 150 kilogram kedelai tiap harinya diproduksi. ''Sehari bisa sampai 150 kilogram, bahan baku kedelai ini import. Saat ini lumayan banyak dibandingkan saat pandemi tahun lalu," jelasnya.
Selain itu, ia juga menjelaskan mengenai tata cara pembuatan tempe dengan mengedepankan kualitas tempe yang akan digunakan sehingga saat tempe sudah jadi kualitasnya tetap terjaga. “Pembuatannya ini mulai dari kedelai direndam semalam, direbus setengah matang untuk memisahkan kedelai dengan kulitnya. Setelah itu direndam lagi semalam lalu direbus sampai matang lalu ditiriskan hingga dingin dan diberi ragi tempe setelah rata siap dikemas,” jelasnya.
Dwi mengatakan, ada beberapa tips dalam membuat tempe agar tetap awet, salah satunya dengan memperhatikan suhu ruangan, tempe akan lebih awet jika dimasukkan pada kulkas hal ini bisa membuat tempe awet hingga lima hari. Jika tidak masuk kulkas tempe hanya akan bertahan selama tiga hari.
Ia mengatakan tempe miliknya sudah banyak dikenal oleh pedagang pasar terutama Pasar Beringharjo dan Pasar Giwangan yang menjadi pelanggan tetap. Selain itu banyak dari warga yang juga membawa tempenya hingga Jakarta untuk dibawa menjadi oleh-oleh saat pulang kampung. “Harapannya penjualan tempe semakin lancar mulai dari pasokan hingga dagangan,” ujarnya.
Jika ingin membeli tempe buatan Dwi, masyarakat bisa membeli dengan harga yang sangat terjangkau mulai dari Rp 5 ribu untuk tempe berukuran kecil dan Rp 8 ribu untuk tempe yang berukuran besar. Untuk kualitas jangan diragukan lagi, rasa dari kedelainnya sangat nikmat jika disantap. Masyarakat juga bisa langsung membeli tempe yang sudah jadi ataupun setengah jadi langsung di rumah produksinya. Untuk lokasi sudah tersedia di google maps ‘Tempe Murni Pak Man’. (Hes)