ASN Pemkot Yogya Diharap Pahami Nilai-nilai Sumbu Filosofi   

Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia mengadakan workshop panduan keistimewaan sumbu filosofi Yogyakarta. Melalui kegiatan itu diharapkan Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot Yogyakarta bisa memahami nilai-nilai sumbu filosofi di Yogyakarta dan menegakkan kehormatan keistimewaan.

“Ini sangat punya relevansi dengan kepentingan kita di Yogyakarta, karena sumbu filosofi bagi Kota Yogyakarta adalah sebuah amanah besar yang harus dijaga oleh kita ASN Pemkot Yogyakarta,” kata Sekretaris Daerah Pemkot Yogyakarta, Aman Yuriadijaya saat membuka workshop penyusunan buku panduan keistimewaan sumbu filosofi di Hotel Royal Dharmo Malioboro, Kamis (16/6/2022).

Menurutnya kegiatan itu adalah sebuah langkah strategis di lingkup Pemkot Yogyakarta terutama dari sisi tata ruang. Sumbu filosofi adalah sebuah kehormatan yang harus dijaga karena ini bagian dari tata ruang keistimewaan Yogyakarta. Sumbu filosofi Yogyakarta juga tidak hanya berbicara simbolisasi tapi juga memiliki nilai-nilai yang luar biasa.

“Jadi melekat di sumbu filosofi, kita menegakan kehormatan keistimewaan dari sisi tata ruang. Kegiatan ini juga bagian dari peta jalan menyusun buku dengan menghadirkan para ASN agar secara awal memahami semangat dan nilai-nilai keistimewaan,” paparnya.

Aman menyampaikan saatnya sekarang harus memulai rekonstruksi moral dan sosial di lingkup ASN Pemkot Yogyakarta, agar mengenal ilmu ke-Yogyakarta-an. Terutama menyerapnya sebagai sebuah tata nilai yang mampu membangun kebanggaan dan semangat yang ujungnya menjalankan seluruh program kegiatan secara optimal.

“Harapannya dengan kemampuan memahami semua dan menyerapnya bahwa kita menjadi punya kebanggaan. Kebanggaan ini adalah energi yang menjadi kontributor utama dari setiap langkah dalam menjalankan program dan kegiatan,” terang Aman,

Semangat yang mewarnai ASN Pemkot Yogyakarta, lanjutnya tidak bisa lepas dari semangat nilai-nilai keistimewaan. Pihaknya menekankan nilai-nilai itu menjadi penting karena bagian dari substansi untuk instropeksi dan kontemplasi terhadap apa yang sudah, sedang dan akan dilakukan.

Sementara itu budayawan sekaligus Tim Penyiapan Yogyakarta Warisan Budaya Dunia,  Yuwono Sri Suwito mengatakan menjadi keunggulan Kota Yogyakarta karena memiliki sumbu filosofi dari Panggung Krapyak-Kraton Yogyakarta, Tugu Pal Putih maupun sebaliknya. Dari Panggung Krapyak sampai kedhaton (kraton) melambangkan asal manusia dilahirkan sampai dewasa, menikah dan melahirkan atau Sangkaning Dumadi. Sedangkan dari Tugu Pal Putih sampai kedhaton melambangkan perjalanan manusia menghadap sang pencipta atau Paraning Dumadi.

“Hal itu menjadi kekuatan sisi filosofi dan semangat spiritual orang Yogyakarta. Satu-satunya di dunia yang mempunyai (sumbu) filosofi hanya Yogya saja, maka kita berbangga sekali. Makanya pengertian sumbu filosofi ini harus masuk sampai ranah bawah, sejak dari pejabat sampai tingkat RT RW, orang-orang Yogya harus mengerti tentang filosofi Yogyakarta,” jelas Yuwono yang hadir sebagai narasumber dalam kegiatan workshop.

Untuk itu dia menilai penyusunan buku panduan terkait sumbu filosofi itu penting agar semua orang bisa memahaminya. Dia menyebut rencananya bulan Agustus, Unesco akan datang ke Yogyakarta untuk memberikan penilaian terhadap sumbu filosofi. Itu karena Pemda DIY mengajukan sumbu filosofi Yogyakarta menjadi warisan budaya dunia.(Tri)