Galakan Pengamalan Nilai Pancasila di Masyarakat   

Pemerintah Kota Yogyakarta menggalakan pengamalan nilai-nilai Pancasila di masyarakat. Terutama dalam menghadapi perkembangan zaman dan persoalan di masyarakat. Nilai-nilai Pancasila dianggap relevan untuk diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat dan keluarga.

Menurut Penjabat Walikota Yogyakarta Sumadi akhir-akhir ini dengan perkembangan zaman, seolah-olah nilai Pancasila itu sudah terkikis. Untuk itu pihaknya mengajak masyarakat menyatukan tekad bersama bahwa nilai-nilai Pancasila sebagai pemersatu bangsa, dasar berbangsa dan bernegara.

“Tugas kita sekarang adalah bagaimana kita tetap membumikan nilai-nilai Pancasila di masyarakat,” kata Sumadi saat membuka kegiatan Sinau Pancasila tingkat Kelurahan Notoprajan di Pendopo Kemantren Ngampilan, Senin (20/6/2022)

Sumadi menyebut DIY adalah satu-satunya  daerah yang sudah mempunyai regulasi peraturan daerah tentang pengamalan nilai-nilai Pancasila. Hal itu tertuang dalam Peraturan Daerah DIY Nomor 1 tahun 2022 tentang pendidikan Pancasila dan wawasan kebangsaan. Pemda DIY menyasar di tingkat kemantren atau kapanewon. Sedangkan pemerintah kota/kabupaten diminta membumikan Pancasila sampai tingkat kelurahan.

“Kalau hanya regulasi saja tidak akan bisa membumikan nilai-nilai Pancasila. Melalui tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama dan pemuda kami harapkan menjadi ujung tombak untuk membumikan nilai-nilai Pancasila, khususnya di lingkungan masing-masing,” terangnya.

Sumadi menilai menjadi tantangan pengamalan Pancasila di era digital. Keberadaan telepon seluler misalnya memudahkan komunikasi, namun bisa mengikis nilai-nilai di masyarakat yang juga terkait nilai Pancasila. Dicontohkan saat tetangga atau teman meninggal, dimudahkan menyampaikan pesan belasungkawa. Namun jika memiliki nilai Pancasila tak hanya mengirim pesan belasungkawa. Tapi juga datang melayat, memberikan bantuan keringanan dan tenaga karena ada nilai kegotongroyongan pengamalan Pancasila.

“Pengamalan-pengamalan Pancasila tidak sekadar disosialisasikan seperti ini saja. Tapi harus benar-benar diimplementasikan. Pengamalan Pancasila harus diurai dari hulu, dari rumah tangga-rumah tangga. Bahkan keluarga kita sendiri. Sinau Pancasila ini tidak hanya tugas pemerintah, tapi  tugas kita semua,” tegas Sumadi.

Sementara itu Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Yogyakarta Budi Santosa mengatakan kegiatan Sinau Pancasila pada tahun 2022 menyasar di 5 kelurahan di Kota Yogyakarta. Kelurahan Notoprajan menjadi kelurahan terakhir pelaksanaan Sinau Pancasila pada tahun ini. “Tujuan kegiatan ini untuk terus membumikan Pancasila, mengingatkan kembali nilai-nilai Pancasila dan mempertahankan falsafah ideologi Pancasila,” imbuh Budi.

Sedangkan Wakil Ketua Komisi A DPRD Kota Yogyakarta Marwoto Hadi yang hadir sebagai narasumber menyatakan Pancasila sebagai ideologi terbuka. Lantaran sifatnya terbuka maka dia berpendapat harus seiring dengan perkembangan zaman.

“Bagaimana memanfaatkan teknologi untuk kepentingan menjaga Pancasila sebagai dasar negara. Harus lebih bijak dalam menggunakannya (handphone), jangan mengolok-ngolok atau melakukan sesuatu yang tidak baik,” tambah Marwato.

Salah satu peserta Sinau Pancasila, Michael Valerio Wicaksono (16) menyambut baik kegiatan itu karena bisa lebih memahami nilai-nilai Pancasila untuk diterapkan dalam kehidupan di masyarakat. “Acara ini sangat baik karena kita bisa menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” tandas pemuda Notoprajan itu. (Tri)