Pemkot Pastikan Ketersediaan Pangan Aman untuk Idul Adha
Pemerintah Kota Yogyakarta memastikan ketersediaan bahan pangan aman untuk menghadapi Hari Raya Idul Adha tahun 2022. Masyarakat tidak perlu khawatir karena ketersediaan pangan di Kota Yogyakarta mencukupi. Termasuk ternak sapi, kambing dan domba untuk hewan kurban juga diawasi agar aman, terutama terkait wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Menurut Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Yogyakarta Kadri Renggono berdasarkan laporan informasi Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta dari sisi ketersediaan dan pasokan bahan pangan relatif lancar. Termasuk daging sapi, meskipun harga tinggi sekitar Rp 130 ribu/kilogram untuk kualitas bagus.
“Kota Yogyakarta unik, kita tidak berproduksi. Ada Lorong sayur hanya untuk memenuhi kebutuhan pribadi atau tetangga. Sifatnya massal kami tidak punya sehingga bagi kami yang penting adalah distribusinya,” kata Kadri, saat pertemuan dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY terkait ketersediaan bahan pokok dan hewan kurban di Taman Pintar, Kamis (23/6/2022).
Berdasarkan data Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta ketersediaan pangan mencukupi dari kebutuhan di Kota Yogyakarta. Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta mencatat ketersediaan rata-rata mingguan beras 10.887,59 ton sedangkan kebutuhan rata-rata mingguan 650,16 ton. Harga beras Rp 11.000/kg dengan pasokan dari Bantul, Sleman dan Klaten. Untuk telur ayam ketersediaan rata-rata mingguan 547,59 ton dan kebutuhan rata-rata mingguan 410,69 ton dengan harga telur Rp 28.000/kg pasokan dari Sleman dan Bantul.
Sedangkan minyak goreng ketersediaan rata-rata mingguan 256,24 ton dan kebutuhan rata-rata mingguan 153,74. Harga minyak goreng curah Rp 15.500/kg dan minyak goreng kemasan Rp 22.500-Rp 24.000/liter dengan pasokan dari Semarang dan Surabaya. Untuk cabai ketersediaan rata-rata mingguan 21,23 ton dan kebutuhan rata-rata mingguan 15,92 ton dengan harga Rp 80.000/kg pasokan dari Kulonprogo, Bantul dan Magelang.
“Bisa dipastikan stok (pangan) di Yogya cukup dan harga stabil. Kondisi stabil tinggi diprediksi masih akan terus terjadi karena bersamaan penerimaan mahasiswa baru dan masuk liburan sekolah sehingga Kota Yogyakarta akan kedatangan wisatawan.Ini menjadi perhatian kami untuk melakukan pemantauan terus menerus,” terang Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Veronica Ambar Ismuwardani
Dia menyebut saat ini sudah masuk pasokan cabai kering dari India yang didistribusikan di Pasar Beringharjo. Cabai kering India sekitar 1 kg setara dengan 4 kg cabai segar dijual seharga Rp 90 ribu. Dia menyampaikan konsumen biasanya adalah rumah makan padang dan distribusikan dari Pasar Beringharjo dikirim ke Padang. Keberadaannya akan dipantau lebih lanjut bersama dinas terkait untuk keamanan pangannya.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Suyana menyatakan sudah memantau kondisi hewan ternak di Kota Yogyakarta dan tidak ada temuan kasus PMK sampai sekarang. Pemantauan juga dilakukan pada penjualan hewan kurban di pasar tiban atau dadakan. Dia menyatakan ketersediaan ternak di Kota Yogyakarta yang siap dijual ada sekitar 26 ekor sapi serta sekitar 280 ekor domba dan kambing. Kebutuhan lainya harus dari luar Yogyakarta dengan syarat yang yang harus dipenuhi.
“Kami juga memperketat. Sebenarnya syarat Surat Keterangan Kesehatan Hewan itu wajib untuk hewan bergerak dari satu kota ke kota lain baik di masa ada PMK atau tidak. Kami juga mengimbau masyarakat membeli hewan kurban dari petani sekitar untuk meminimalisir risiko,” papar Suyana,
Sedangkan Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam Pemda DIY Yuna Pancawati mengatakan pertemuan itu untuk mendapatkan informasi terkait ketersediaan bahan pokok dan hewan kurban terkait PMK. Dari hasil pantauan TPID DIY sebagian harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan tapi dalam ambang batas normal. Pihaknya juga melakukan monitoring dan evaluasi terkait PMK di sebagian pasar hewan dan tempat pemotongan hewan.
“Pasokan ternak khusus untuk Idul Adha dari Jawa Tengah dan Bali untuk mengantisipasi berkurangnya pasokan dari Jawa Timur karena PMK awalnya dari Jawa Timur. Di DIY kalau kekurangan, ada pasokan dari Jawa Tengah dan Bali tentunya harus melalui proses dan ketentuan seperti harus mendapatkan sertifikasi kesehatan hewan dari Balai Besar Veteriner,” tandas Yuna. (Tri)