Kreasi Literasi Anak Kenalkan Batik Jumputan

 


Saat ini batik telah menjadi salah satu identitas bangsa Indonesia dan telah ditetapkan oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural (UNESCO) sebagai warisan budaya. Hal ini menjadi pilihan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota  Yogyakarta dalam membuat kreasi batik melalui kegiatan Kreasi Literasi Anak, Rabu (6/7) di Halaman Terbuka DPK Kota Yogya.

Ya, batik jumputan menjadi pilihan pada kegiatan ini, karena batik jumputan bisa diartikan sebagai salah satu jenis batik yang mudah dibuat dengan dua cara menghias  batik yakni dengan cara diikat dan di celup.

Plt Kepala DPK Kota Yogyakarta Suryatmi mengatakan, kegiatan ini merupakan upaya untuk mengisi liburan dengan asik dan bermanfaat yaitu membatik dan menghias donat. ''Kegiatan ini merupakan bagian dari Literasi anak. Semoga dengan kegiatan ini anak-anak semakin gemar membaca. Tidak harus membaca di perpustakaan saja tetapi membaca dirumah," jelasnya.

Selain itu kegiatan ini juga memberikan keleluasaan anak untuk dapat membaca melalui Layanan Mobil Internet dan Perpustakaan Kewilayahan (MONIKA) merupakan fasilitas layanan perpustakaan mobil keliling berbasis teknologi informasi yang dilakukan oleh DPK Kota Yogyakarta. 

Mobil Monika ini berisi berbagai bahan pustaka dan seperangkat teknologi informasi, terkoneksi jaringan internet seiring kebutuhan informasi masyarakat Kota Yogyakarta. Sehingga anak-anak bisa membaca di sela-sela kegiatan. Ia berharap anak-anak nantinya akan senang membaca, belajar serta bersosialisasi dengan teman lainnya.

Nah, untuk pembuatan batik jumputan salah satu fasilitator Maryam dari Sekolah Gajah Wong mengatakan, panitia memberikan kain putih bersih kepada peserta untuk membatik jumputan, kemudian peserta diperbolehkan untuk mencelupkan pada pewarna pakaian yang sudah disediakan. Lalu peserta siap membuat batik jumputan cenderung lebih mudah dan praktis jika dibandingkan dengan pembuatan batik tulis maupun batik cap.

"Pemilihan kreasi batik jumputan ini bertujuan untuk mengasah kreatifitas anak dan menambah wawasan baru dalam membuat pakaian tidak hanya bisa lewat sablon namun  teknik batik lainnya yaitu jumputan,' jelasnya.

Maryam mengatakan kegiatan ini berjalan dengan kondusif dan mendapatkan respon positif dari anak-anak serta dapat mempelajari seni dan budaya indonesia serta menghargai proses melalui pembuatan jumputan. "Anak sangat antusias menjumput dengan cara diikat ataupun dilipat dan saat prosesnya di akhir pembuatan mereka dikejutkan karena hasil akhir pembuatan ini sangat menyenangkan dan merupakan hal yang baru dalam menikmati liburan.

Sementara, salah satu peserta Kirana mengatakan, membuat jumputan sangatlah seru dan jika ada kesempatan lagi Ia ingin mengikutinya. ''Seru banget buat jumputan dan ngasih warna-warna di kainnya. Disini tambah teman dan pengen ikut lagi kalau ada kesempatan," jelasnya. (Hes)