Nasiyar PSM Berprestasi Kota Yogya, Kerja Ikhlas Menebar Kebaikan

Yogya – Pada tahun 2017, Nasiyar (46) bergabung dengan Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM) Kelurahan Wirogunan, Kemantren Mergangsan, Kota Yogyakarta. Sejak saat itulah aktivitas kegiatan kemasyarakatan sudah menjadi bagian dari kehidupan Nasiyar hingga saat ini.

Seorang Ayah kelahiran Gunung Kidul tahun 1976 ini rela membagi perannya sebagai kepala keluarga sekaligus menjadi motor penggerak kegiatan sosial masyarakat di Kota Yogyakarta, khususnya Kelurahan Wirogunan. Selain aktif sebagai PSM, Nasiyar juga menjadi relawan Gerakan Aksi Sosial dan Keagamaan (GASA) Wirogunan, Palang Merah Indonesia (PMI) Kemantren Mergangsan, dan Kampung Tangguh Bencana (KTB).

Saat pandemi Covid-19 melanda, Nasiyar juga terlibat secara aktif ke masyarakat dalam aksi Masyarakat Berbagi Sayuran (MasBayu) Wirogunan, aksi edukasi kepada masyarakat, dengan menyebarkan informasi Covid-19 melalui group WhatsApp Warga. Begitu juga dengan lain aksi penyemprotan disinfektan serta aksi bantuan sembako bekerjasama dengan pihak lain yang turut mendukung.

Semasa kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dan meninggal dunia di Kelurahan Wirogunan naik, Nasiyar jadi salah satu penggagas terbentuknya Tim Kubur Cepat (TKC) atau Pameling Jiwa Wirogunan. Begitu juga ketika program percepatan vaksinasi dilaksanakan di Puskesmas Mergangsan. Nasiyar terlibat dalam pendampingan warga dengan sasaran utama kelompok rentan dan berkebutuhan khusus.

Bahkan Nasiyar juga membuat program Bincang Santai Semarak Informasi Wirogunan (Aksi Bisa Siwi) sebagai media podcast untuk publikasi potensi wilayah Wirogunan melalui media sosial dan youtube. Tidak heran kalau Nasiyar berhasil maju mewakili Kota Yogyakarta dalam ajang Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) Berprestasi Tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dari unsur Pekerja Sosial Masyarakat (PSM).

Pelaksana seleksi PSKS Tingkat DIY dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap paparan atau presentasi dan kunjungan lapangan. Paparan dilaksanakan di kantor Dinas Sosial DIY pada 20 Juni 2022 dan kunjungan lapanagn pada 6 Juli 2022 di kantor Kelurahan Wirogunan.

PSM berprestasi adalah mereka yang memiliki akumulasi dari semangat sikap kesukarelaan dan gotong royong, dalam memecahkan berbagai masalah sosial yang tumbuh dan berkembang di tingkat lokal sesuai dengan tugas pokok dan fungsi PSM.

Beberapa kriteria seleksi PSM Berprestasi Tingkat DIY antara lain memiliki jiwa pengabdian, integritas, kepribadian, memiliki prestasi dan dapat diterima dan dikembangkan di masyarakat. Dengan dasar kesadaran tanggung jawab kebersamaan, kekeluargaan, dan mengabdian di bidang pembangunan kesejahteraan sosial. Selain itu, memiliki nilai kemajuan dan kualitas hidup yang ditandai dengan pengakuan warga masyarakat dalam kontribusi hasil karya yang nyata.

Pada kesempatan kunjungan lapangan oleh Tim Juri PSKS Berprestasi DIY di kantor Kelurahan Wirogunan pada Rabu (6/7), Nasiyar menyampaikan bahwa keterwakilannya dalam lomba adalah bonus dari banyak kegiatan yang telah dilakukan bersama pemerintah dan unsur kewilayahan lainnya.

“Tanpa dukungan dari Dinas Sosial dan Pemerintah Kota Yogyakarta, Mantri Pamong Praja Mergangsan, TKSK Mergangsan, Forkompimca Mergangsan, Babinsa, Babinkamtibmas, LPMK, PSM, TKPK Wirogunan, tokoh masyarakat, serta warga kelurahan Wirogunan, saya tidak bisa mendapatkan kesempatan ini,” ucap Nasiyar.

Nasiyar mengatakan bahwa menjadi PSM merupakan bagian dari tujuan hidupnya saat ini. Sesuai dengan moto hidupnya “Urip Migunani Tumrap Sesami lan Tumandang Kanthi Ikhlas” yang diartikan dengan hidup yang berguna bagi sesama dan bekerja secara ikhlas.

Visinya selama menjadi PSM adalah untuk membantu orang lain agar mampu membantu dirinya secara mandiri. Dengan partisipasi sosial dan pemberdayaan sosial dalam usaha kesejahteraan sosial menuju Wirogunan yang lebih baik.

Untuk mewujudkannya, Nasiyar punya misi dengan membantu pemecahan masalah yang dialami Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) berdasarkan kepedulian, kebersamaan dan kegotong royongan. Serta mengelola sumber daya sosial di Kelurahan Wirogunan untuk memecahkan masalah yang dihadapi PMKS.

Nasiyar juga menceritakan bagaimana menjadi seseorang yang memiliki masalah sosial itu sangat menderita dan menyedihkan. Apalagi ketika kanan dan kiri tidak ada yang memperhatikan dan ikut membantu.

“Saya tahu betul rasanya punya masalah sosial, karena dulu saya adalah bagian dari PMKS. Itulah kenapa hati saya tergerak untuk melakukan ini semua, bukan semata untuk mengejar prestasi, tapi sudah panggilan hati untuk peduli dan saling menebar kebaikan, hadir untuk berbagi kebermanfaatan ke orang sekitar,” tutur Nasiyar. (Jul)