Taman Pintar Sajikan Pertunjukan Jathilan untuk Wisatawan

Yogya – Taman Pintar sebagai science center secara konsep ingin diperluas dengan tidak hanya tema science saja yang disajikan tapi juga seni budaya lokal, karena dengan mengenal seni budaya itu juga bagian dari memperkaya pengetahuan. Hal ini disampaikan Kepala Kantor Taman Pintar, Retno Yuliani pada Selasa (12/7).

Menurut Retno, Taman Pintar sebagai ruang publik memang menjadi media bertemunya berbagai sumber pengetahuan. Salah satunya pengetahuan seni budaya melalui Pertunjukan Jathilan di Playground Taman Pintar Yogyakarta pada 11 hingga 15 Juli 2022 yang bekerjasama dengan Ale Culture Community.

“Kami sediakan tempat di Taman Pintar ini bagi siapapun, masyarakat umum bisa mengakses ruang publik untuk media berekspresi. Dalam arti selama itu masih satu koridor pada tematik pendidikan, pengetahuan, dan seni budaya. Karena untuk bisa makin berkembang, kami perlu membangun jejaring dan kolaborasi dengan berbagai pihak,” tambah Retno.

Selama lima hari berturut-turut para pengunjung Taman Pintar akan disajikan pertunjukan kesenian jathilan dari Paguyuban Kesenian Jathilan Bekso Satriyo Pringgodani dan Krisna Duta Sahabat Seni. Mulai pukul 10.00 hingga 15.00 WIB, dengan dua pertunjukan setiap harinya.

Kesenian jathilan pada dasarnya merupakan kesenian yang mirip dengan seni kuda lumping dan kuda kepang. Nama Jathilan adalah akronim dari kalimat Bahasa Jawa yaitu Jarane jan thil-thilan, yang artinya kudanya bergerak tak beraturan.

Ketua Paguyuban Bekso Satriyo Pringgodani, Krisna Warman mengatakan regenerasi kesenian jathilan di lingkungannya masih menunjukkan kondisi yang baik. Sebab di paguyubannya sendiri, kebanyakan anggotanya adalah anak-anak muda usia 20 hingga 30-an. Bahkan sejak Pandemi Covid-19 melanda, paguyubannya mendapat permintaan tampil secara daring.

“Kemarin awal pandemi itu masih dapat tawaran tampil daring, terus beberapa kali ada event di Taman Budaya, Malioboro, terus tampil di Bantul juga. Harapannya makin banyak ruang dan kesempatan untuk tampil. Kemudian regenerasi terus berjalan dan teruslah nguri-nguri kabudayan jawi terutama dari kesenian rakyat untuk rakyat,” ujar Krisna.

Sementara itu salah pengunjung Taman Pintar asal Cilacap Jawa Tengah, Prayogo mengungkapkan bahwa konsep pertunjukan seni jathilan di ruang publik yang banyak dikunjungi anak-anak adalah hal yang positif. Sebab anak-anak tidak hanya menambah pengetahuan dalam konteks science saja tapi juga budaya.

“Untuk jathilan ini baru pernah nonton, untuk pertunjukan seperti ini bagus ya. Jadi kami ajak anak-anak ke sini benar-benar liburan edukatif. Bisa nambah pengetahuan science dan juga ditambah pengetahuan soal budaya kita sendiri,” ujar Prayogo. (Jul)