Warga Kampung Demakan Lestarikan Upacara Adat Tumbuk Ageng 

 

 

Tegalrejo - Sebanyak 11 pasangan yang usia pernikahannya minimal 32 tahun mengikuti upacara adat Tumbuk Ageng yang dilakukan oleh Kampung Demakan Lama RT 07 RW 28, Kelurahan Tegalrejo, Kemantren Tegalrejo Yogyakarta. Kegiatan ini sekaligus sebagai rangkaian Festival Angon Bocah dalam memperingati Hari Anak Nasional (HAN) Tahun 2022,Minggu (24/7).

Tumbuk Ageng ini merupakan upacara adat yang diperuntukkan bagi pasangan RW 7 Kampung Demakan dimana pasangan yang dipilih setidaknya usia pernikahan minimal 32 tahun lamanya. Pasangan yang dipilih oleh panitia ini berjumlah 12 orang dari perwakilan RT. Namun ada satu pasangan yang tidak hadir karena berhalangan.

Kegiatan ini merupakan upaya pelestarian budaya dan edukasi bagi generasi muda untuk selalu nguri-nguri kebudayaan jawa. Hal ini disampaikan oleh Ketua Panitia Angon Bocah Kampung Demakan Lano. "Kegiatan ini merupakan bentuk pelestarian budaya jawa yang kami lakukan. Semua yang terlibat merupakan warga Kampung Demakan. Sehingga apa yang dimiliki ini menjadi kekuatan kita dalam melestarikan budaya dan memberikan edukasi kepada generasi muda," jelasnya.

Dengan kegiatan Angon Bocah yang sudah diadakan selama tujuh tahun berturut-turut diharapkan dapat memberikan wadah kepada adik-adik Kampung Demakan dalam mengekspresikan kecintaannya terhadap kebudayaan. 

Tak hanya itu, kegiatan ini juga memberikan tempat kepada UMKM Kampung Demakan untuk ikut memeriahkan dengan menjualkan barang dagangannya mulai dari makanan ataupun kerajinan. Sehingga diharapkan mampu meningkatkan perekonomian warga setempat.

"Harapannya Angon Bocah bisa diadakan tiap tahunnya. Ke depannya semoga penampil makin beragam, edukasi beragam dan terus mewadahi UMKM dengan tempat yang lebih besar," ungkap Lano.

Kemudian salah satu pasangan Tumbuk Ageng yang berusia 52 Tahun pernikahan sejak Tahun 1970, Sandiman Kampung Demakan mengatakan, dalam suatu pernikahan kuncinya hanya sabar dan toleransi terhadap pasangan. Ia berpesan kepada pasangan yang menikah muda untuk saling mengasihi. Sehingga menjalani rumah tangga menjadi harmonis dan mengerti satu sama lain. "Punya anak empat dan cucu sembilan, kuncinya harus sabar terhadap pasangan," ujarnya.

Sementara itu, Mantri Pamong Praja Kemantren Tegalrejo, Antariksa Agus Purnama mendukung kegiatan yang dilakukan Kampung Demakan terutama dalam melestarikan kebudayaan jawa. Sehingga harapannya anak-anak bisa mencontoh peninggalan nenek moyang.

''Ini merupakan bentuk penghormatan kita kepada para sepuh yang pasangan hidupnya diatas 40 tahun. Mikul duwur mendem jero, sehingga harapannya kebudayaan akan lebih dikenal dan di bumikan serta anak-anak nantinya akan meniru apa yang sudah dirintis oleh kakak-kakaknya. Selain itu, pasangan keluarga yang ikut dalam kegiatan ini selalu diberikan sehat dan langgeng," ujarnya.

Ia mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk ketahanan keluarga yang relevan dengan kampung ramah anak dalam mewujudkan ketahanan keluarga dan sebagai pilar bangsa dalam membangun keluarga yang harmonis. ''Kegiatan ini sebagai pesan kepada masyarakat yakni merupakan pesan sosial dan budaya yang akan selalu dilestarikan di masa-masa mendatang," jelasnya. (Hes)