Paguyuban Jemparingan Hantu Maut 1948 Kuatkan Nilai Budaya Yogya

Mergangsan – Pemerintah Kota Yogyakarta memiliki aset budaya di bidang olahraga yaitu panahan tradisional gaya mataram melalui Paguyuban Jemparingan Pujokusuman Kelurahan Keparakan Kemantren Mergangsan. Paguyuban yang terkenal dengan sebutan Paguyuban Jemparingan Hantu Maut 1948 melaksanakan Gladhen Jemparingan Gagrak Mataram dalam memperingati hari ulang tahun paguyuban yang ke empat di halaman SD N Pujokusuman 1 pada Sabtu (30/7).

Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya dalam sambutannya memberikan apresiasi yang luar biasa kepada Paguyuban Jemparingan Hantu Maut 1948. Ia menyebutkan bahwa Paguyuban Jemparingan Hantu Maut 1948 memberikan kontribusi menguatkan nilai kebudayaan di Daerah Istimewa Yogyakarta.

“Pemerintah Kota Yogyakarta juga memberikan selamat ulang tahun yang ke empat serta apresiasi telah menggunakan nama Hantu Maut 1948 yang mana nama tersebut adalah laskar perjuangan di Pujokusuman,” ujar Aman.

Aman mengatakan jemparingan gagrak mataram memiliki sesuatu yang spesial. Olahraga panahan tradisional ini tidak hanya berolah fisik namun juga berolah rasa. Selain itu juga jemparingan gagrak mataram memiliki nilai-nilai filosofi di kehidupan sehari-hari.

Ketua Paguyuban Jemparingan Hantu Maut 1948 Pujokusuman Danang Rusmandoko menjelaskan penggunakan Hantu Maut 1948 merupakan edukasi untuk mengenalkan kepada masyarakat bahwa pemuda kampung Pujokusuman ikut serta dalam pasukan gerilya untuk melawan pasukan Belanda di Yogyakarta.

“Untuk memperingati hari ulang tahun keempat, kami mengadakan Gladhen Jemparingan Gagrak Mataram. Kegiatan gladhen ini berbeda dengan lomba hanya semacam latihan bersama. Meskipun begitu kami tetap memberikan tanda tresno kepada peserta yang nilainya lebih dari enam. Gladhen ini diikuti oleh 80 orang yang didominasi dari Jawa Tengah dan DIY, selain itu ada beberapa peserta dari Jawa Timur,” jelasnya.

Anggota Paguyuban Hantu Maut 1948 terdiri dari anak-anak hingga orang dewasa. Kami biasanya berlatih di halaman SD N Pujokusuman 1. Untuk anak-anak setiap hari Senin, Rabu dan Jumat sedangkan hari Selasa, Kamis dan Sabtu untuk orang dewasa.

“Pencapaian dari jemparingan ini bukan untuk pandai memanah pendidikan namun memahami nilai-nilai pendidikan karakter. Kami berharap dengan kegiatan seperti ini tumbuh perilaku seperti baik di masyarakat, menghargai dan menghormati orang lain, tidak menyakiti. Selain itu, semoga Jemparingan Gagrak Mataram tetap lestari di Yogyakarta dan Indonesia,” tambahnya. (Chi)